Mohon tunggu...
G Tersiandini
G Tersiandini Mohon Tunggu... Lainnya - Mantan guru di sekolah internasional

Mantan guru, penikmat kuliner dan senang bepergian.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Memulai tahun 2015 di Centhini Resort di Kawasan Gunung Bunder Serta Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS)

8 Januari 2015   02:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:35 3898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awal tahun 2015, penulis beserta seluruh keluarga berlibur di kawasan Gunung Bunder. Kami sengaja memilih tempat itu karena daerah tersebut relatif masih sepi dibandingkan Puncak disamping juga jaraknya tidak begitu jauh dari Bogor. Ditambah lagi kami sudah pernah menghabiskan akhir pekan di sana beberapa tahun yang lalu dan kami sangat menyukai kawasan tersebut.

Setelh mencari tempat penginapan di internet, akhirnya pilihan jatuh pada Centhini Resort. Tempat ini berada di luar kawasan TNGHS (Taman Nasional Gunung Halimun Salak), namun letaknya hanya sekitar 50 meter dari gerbang masuk TNGHS. Jadi dekat sekali.

Saat memasuki kawasan Centhini Resort kami langsung suka dengan tempat penginapan tersebut. Kami melihat bangunannya cukup tertata rapi dan vila-vilanya terletak persis di tepi danau buatan. Di beberapa vila disediakan sampan yang dapat kita pakai untuk mengelilingi danau buatan itu. Di latar belakang nampak gunung Salak yang puncaknya sering tertutup kabut, kokoh berdiri. Sementara itu kami juga bisa melihat kota Bogor dan hutan cemara dari resort tersebut. Di resort itu juga terdapat kolam renang, namun saat penulis menginap di sana, air di kolam renang tersebut kelihatan kotor.

[caption id="attachment_389237" align="aligncenter" width="300" caption="Centhini resort"][/caption]

[caption id="attachment_389238" align="aligncenter" width="300" caption="Centhini Resort di pagi hari"]

1420630916214442071
1420630916214442071
[/caption]

[caption id="attachment_389239" align="aligncenter" width="300" caption="Taman di Centhini saat ditutupi kabut"]

14206310131502933397
14206310131502933397
[/caption]

[caption id="attachment_389240" align="aligncenter" width="300" caption="Bersampan "]

1420631106325770788
1420631106325770788
[/caption]

Resort itu juga memiliki taman yang rapi dan ditanami tanaman bunga yang berwarna-warni , serta beberapa saung untuk menikmati pemandangan alam di sekitar resort.

[caption id="attachment_389242" align="aligncenter" width="300" caption="Gunung Salak"]

14206313562047525608
14206313562047525608
[/caption]

[caption id="attachment_389244" align="aligncenter" width="300" caption="Jernihnya air gunung Salak"]

1420631469672790872
1420631469672790872
[/caption]

Tidak jauh dari Centhini resort, terletak TNGHS,. Kita bisa memasuki TNGHS dengan membayar Rp. 10,000 untuk mobil dan Rp.5,000 per orang. Di kawasan TNGHS banyak obyek wisata yang dapat dikunjungi seperti Curug Ciherang, Curug Ngumpet1, Curug Ngumpet 2, Curug Seribu, Curug Cigamea, Curug Pangeran, Kawah Ratu serta permandian air panas.

Ketika penulis dan seorang kakak penulis sedang berjalan-jalan di TNGHS, kami bertemu dengan salah seorang pengelola hutan dan sempat bercakap-cakap dengannya. Cukup banyak informasi yang kami dapatkan mengenai TNGHS. Kami juga mendapat informasi tentang elang, owa Jawa juga macan kumbang yang bisa ditemukan di kawasan gunung Halimun. Kami melihat cukup banyak wisatawan dari Jakarta maupun Bogor yang mengunjungi TNGHS pada saat itu. Di dalam TNGHS juga terdapat warung-warung kecil yang menjual jagung bakar, mie instan, gorengan, soto mie serta bakso. Di kawasan ini penulis juga melihat sampah berserakan di mana-mana. Sangat disayangkan, para pengunjung banyak yang tidak sadar tentang perlunya menjaga kebersihan lingkungan. Tempat sampah sudah disediakan, namun masih banyak bungkus makanan dan botol plastik yang berserakan di rerumputan atau di bawah pepohonan tidak jauh dari tempat sampah yang disediakan. Pengendara mobil mahal dengan santai membuang botol plastik bekas ke tepi jalan. Anak-anak muda yang mengendarai motor juga dengan muka tanpa dosa membuang bungkus makanan mereka ke rerumputan. Kapankah orang-orang ini sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan?

[caption id="attachment_389241" align="aligncenter" width="300" caption="Hutan rasamala di TNGHS"]

14206313041300435489
14206313041300435489
[/caption]

Pada siang hari, dengan mengendarai mobil, penulis dan keluarga masuk kembali ke TNGHS. Kami ingin mengunjungi Curug Pangeran. Kami memilih Curug Pangeran karena pengunjungnya relatif tidak begitu banyak dibandingkan curug-curug lain. Jalan di TNGHS cukup jelek, berbeda dengan saat penulis mengunjunginya beberapa tahun yang lalu. Setelah melalui jalan berlubang di sana sini dan jalan yang agak mulus, sampailah kami ke kawasan parkir Curug Pangeran. Walaupun sedang gerimis, kami nekat berjalan turun menuju Curug Pangeran. Medannya cukup mudah dan jaraknya juga tidak bergitu jauh dari tempat parkir.

Saat tiba di curug tersebut, terlihat curug dengan air yang cukup deras mengalir ke kolam yang berwarna hijau kebiruan. Indah sekali. Airnya sangat jernih sehingga kita bisa melihat bebatuan yang ada di dasar kolam. Walaupun udara cukup dingin, beberapa pengunjung tetap nekat berenang di kolam tersebut. Kami tidak lama di Curug Pangeran karena hujan mulai turun cukup deras dan petugas tiket sudah memperingatkan kami untuk tidak berlama-lama di air terjun, terutama saat hujan turun karena ditakutkan akan terjadi air bah secara tiba-tiba.

[caption id="attachment_389245" align="aligncenter" width="300" caption="Curug Pangeran"]

14206315282117308753
14206315282117308753
[/caption]

[caption id="attachment_389246" align="aligncenter" width="300" caption="Sungai di curug Pangeran"]

14206315831806512648
14206315831806512648
[/caption]

Di bawah guyuran hujan, kami pun kembali ke tempat parkir untuk kembali ke tempat penginapan kami. Saat tiba di penginapan, hujan turun semakin lebat dan resort sudah ditutupi kabut tebal. Udaranya pun terasa semakin dingin. Setelah membersihkan diri, kami menghangatkan diri dengan minuman hangat sambil menikmati dinginnya malam.

Mudah-mudahan kawasan Gunung Bunder dan TNGHS akan terus terjaga keasriannya dan tidak rusak seperti kawasan Puncak, mengingat banyaknya tempat wisata yang ditawarkan di kawasan TNGHS ini, serta semakin meningkatnya pengunjung yang datang ke kawasan ini.

gmt 07012015

sumber foto milik pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun