Mohon tunggu...
G Tersiandini
G Tersiandini Mohon Tunggu... Lainnya - Mantan guru di sekolah internasional

Mantan guru, penikmat kuliner dan senang bepergian.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sehari Mengikuti Tur di Sekitar Chiang Rai, Thailand

21 Juli 2016   23:38 Diperbarui: 27 Juli 2016   08:40 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya ikut dalam sebuah tur ketika bepergian kurang begitu saya sukai, karena tempat-tempat yang dikunjungi banyak, namun waktu yang disediakan untuk mengunjungi suatu tempat sangat terbatas. Jadi seolah-olah kita hanya mengejar target, pokoknya tempat-tempat yang dikunjungi banyak.

Namun, dalam perjalanan kali ini saya harus menerima fakta bahwa kesulitan memahami bahasa setempat dapat menjadi hambatan. Oleh karena itu mengikuti tur adalah pilihan yang tepat, walaupun sebenarnya ada beberapa tempat yang tidak menarik bagi saya dan ada tempat-tempat yang justru sangat menarik tetapi waktu yang disediakan sangat terbatas.

Bersama seorang kakak dan keponakan saya, kami kemudian memesan paket tur dari hotel  Na Rak O Resort, tempat kami menginap. Pada sekitar jam 8:30 pagi kami sudah dijemput oleh pemandu kami yang bernama Addie. Di luar sudah menunggu beberapa orang yang berasal dari Perancis dan Spanyol yang juga akan ikut tur ini. Setelah menjemput dua orang peserta lagi yang tinggal di hotel lain, kami segera menuju 'White Temple' yang juga dikenal sebagai Wat Rong Khun oleh orang lokal.

Dalam perjalanan menuju tempat ini, pemandu kami bercerita tentang pembangunan kuil ini. Dikatakan bahwa kuil ini dibangun oleh Chalermchai Kositpipat, seorang seniman lulusan Inggris. Ketika dia kembali ke Thailand dia merasa bahwa sebuah kuil sebaiknya tidak berwarna merah dan emas, melainkan putih, karena putih melambangkan kesucian.

Setelah meminta izin dari penduduk di sekitar kuil tersebut dan mendapat persetujuan dari mereka, mulailah dia mengubah kuil yang tadinya berwarna merah dan emas itu menjadi putih. Orang-orang yang pada awalnya tidak setuju akhirnya malah mendukung setelah kuil itu justru mendatangkan uang bagi masyarakat di sekitar.

pahatan tangan-tangan di neraka
pahatan tangan-tangan di neraka
Saat tiba di kuil tersebut, saya merasa sangat kagum. Memang berbeda sekali dengan kuil-kuil yang ada di tempat-tempat lain. Unik! Sebelum memasuki kuil, pemandu kami sekali lagi mengingatkan agar kami (yang memakai celana atau rok pendek untuk memakai kain agar lutut kita tertutup. Dia juga menerangkan beberapa hal tentang kuil tersebut.

Jadi pahatan-pahatan yang ada di luar kuil itu ternyata berupa tangan-tangan yang terjulur dan juga muka-muka manusia. Ini melambangkan neraka, sementara kuil utama merupakan surga. Jadi setelah kita menyeberangi jembatan menuju surga, kita jangan kembali ke bawah melalui jembatan itu, melainkan harus melalui jalan di samping kuil. Kuil ini juga ditempeli kaca-kaca kecil, sehingga kelihatan berkilauan terutama saat matahari bersinar terang.

simbol neraka
simbol neraka
Di dinding di dalam kuil utama terdapat lukisan-lukisan yang sangat menarik. Antara lain terdapat lukisan Michael Jackson, Elvis Presley, pemain sepakbola terkenal yang saya lupa namanya, juga ada juga minion. Di atas pintu terdapat dua lukisan mata yang jika kita lihat dari kejauhan merupakan gambar dari George Bush dan Osama Bin Laden.

Menarik sekali bagaimana dia menggambarkan keadaan yang terjadi di dunia ini di dinding kuil tersebut. Sayang sekali bagian dalam kuil ini tidak boleh difoto. Yang juga menarik adalah bahwa Chalermchai selalu menambahkan lukisan di dinding kuil ini. Jadi apa yang sedang menjadi 'trend' akan dia lukiskan di dinding kuil tersebut. Itulah mengapa ketika ditanya kapan kuil ini akan selesai, Chalermchai selalu mengatakan bahwa kuil ini tidak akan pernah selesai. Menarik sekali!

Ketika meninggalkan kuil utama, kita akan berjalan melalui sebuah lorong yang langit-langitnya dihiasi pecahan kaca. Indah sekali. Di bagian kanan lorong menuju pintu keluar terdapat sebuah kamar kecil yang bentuknya menyerupai kuil dan berwarna emas. Menurut pemandu kami ini adalah kamar kecil termahal di dunia.

Toilet termahal di dunia
Toilet termahal di dunia
Di seberang pintu keluar terdapat beberapa toko cendera mata dan restoran dan di sampingnya terdapat museum yang memamerkan hasil karya Chalermchai. Jika Anda berkunjung ke kuil ini, sebaiknya museum ini tidak Anda lewatkan.

Dari tempat ini kami melanjutkan perjalanan menuju 'Black House' atau yang oleh orang lokal lebih dikenal sebagai 'Baan Dam'. Tempat ini didirikan oleh seorang artis eksentrik yang bernama Thawan Duchanee yang sangat suka mengumpulkan binatang-binatang yang sudah diawetkan. Dulu hal tersebut masih diperbolehkan, tetapi sekarang sudah tidak lagi.

Duchanee mendirikan rumah-rumah di kompleks itu dan mayoritas berwarna hitam dengan rancangan tradisional yang khas, tetapi ada juga yang berbentuk kubah semacam rumah 'teletubis'. Rumah-rumah tersebut diisi dengan binatang-binatang yang sudah diawetkan, tulang-tulang binatang, kulit binatang dan banyak lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun