Pada suatu liburan akhir pekan, bersama beberapa teman, penulis mengunjungi daerah Ciamis.Ketika itu kami mengunjungi Taman Jasper, kemudian kami menuju Batu Karas yaitu daerah pantai yang terletak di kecamatan Cijulang. tidak jauh dari Pangandaran (sekitar 35 km). Kami bermalam di sana karena ketika sampai di tempat itu hari sudah sangat malam.
Setelah makan malam di sebuah rumah makan di tepi pantai, kami mulai bertanya-tanya kepada penduduk setempat di mana kami dapat menemukan tempat penginapan. Kami pun ditawari sebuah rumah kecil tidak jauh dari rumah makan tempat kami makan malam. Setelah melihat keadaan rumah dan melakukan tawar menawar untuk harga sewa rumah itu, akhirnya kami memutuskan untuk menyewa rumah tersebut untuk satu malam.
Malam itu kami setelah membersihkan diri, kami pun segera tidur karena lelah setelah menghabiskan waktu berjam-jam menuju Taman Jasper dan Batu Karas . Ketika pagi hari, kami bangun saat subuh dan berjalan ke pantai - yang jaraknya sangat dekat dari rumah itu – untuk melihat matahari terbit. Kami berjalan di tepi pantai yang landai sambil menikmati suara deburan ombak. Kami terus menyusuri pantai menanti matahari menampakkan diri. Saat matahari mulai mengintip, pemandangan di pantai itu terlihat indah sekali. Kami bisa melihat semburat warna jingga di langit. Sambil menikmati keindahan yang disuguhkan saat matahari mulai muncul, kami terus berjalan menyusuri pantai dan sampailah kami di suatu tempat di mana terdapat karang yang menjorok ke laut. Ombak dengan ganas menerjang karang-karang tersebut. Pemandangan saat ombak membentur karang-karang tersebut sangat memesona. Kami pun naik ke bagian atas karang dan menikmati pemandangan dari atas bukit karang itu. Cantik sekali.
[caption id="attachment_350827" align="aligncenter" width="300" caption="Matahari terbit di Batu Karas"][/caption]
[caption id="attachment_350828" align="aligncenter" width="300" caption="Keindahan Batu Karas"]
[caption id="attachment_350829" align="aligncenter" width="300" caption="Batu Karas"]
Dari bukit tersebut kami kemudian turun menuju sebuah warung yang berada di tepi pantai untuk sarapan. Menjelang jam 7:30 pagi, kami pun kembali ke rumah tempat kami bermalam dengan menyusuri pantai. Dalam perjalanan pulang kami melihat perahu-perahu nelayan yang dipenuhi ikan. Para nelayan tersebut menawarkan hasil tangkapan mereka. Beberapa pembeli langsung membakar ikan-ikan yang mereka beli di tepi pantai untuk sarapan.
Setelah membersihkan diri, kami pun bersiap-siap untuk meninggalkan Batu Karas. Kami menuju Green Canyon yang letaknya cukup dekat dari Batu Karas. Sebelum sampai Green Canyon, kami bisa melihat sungai yang berwarna hijau. Wow bagus sekali kelihatannya. Tak berapa lama kemudian sampailah kami ke area parkir di kawasan wisata Green Canyon. Kami kemudian membeli karcis perahu. Kami menyewa satu perahu menuju Green Canyon, kemudian kami akan berbalik arah menuju lagoon, sebuah dataran pasir hasil pertemuan sungai dan laut.
[caption id="attachment_350830" align="aligncenter" width="300" caption="Tempat penyewaan perahu"]
Perjalanan dengan perahu menuju Green Canyon sangat indah. Kita dapat melihat perpaduan antara tebing-tebing dan pepohonan nan hijau. Tebing di kiri kanan jalan sangat unik karena kita dapat melihat stalagtit-stalagtit kecil. Biasanya stalagtit dapat kita temukan di gua-gua, namun di tebing di tepi sungai ini pun stalagtit dapat kita temukan .
[caption id="attachment_350831" align="aligncenter" width="300" caption="Tebing di tepi sugai"]
Akhirnya sampailah kami di Green Canyon. Perahu kami memasuki mulut gua dan di situ sudah banyak perahu yang ditambatkan, karena perahu tidak dapat masuk lebih ke dalam lagi. Kami pun turun dari perahu dan naik ke bebatuan. Kami berdiri di bebatuan sambil menikmati pemandangan di sekeliling. Atap gua dipenuhi stalagtit yang menawan, sementara di hadapan kami terlihat sungai yang berwarna hijau tosca dan tebing yang menjulang tinggi di sisi kiri dan kanan sungai. Indah sekali. Ingin rasanya turun dan bermain-main di sungai nan hijau itu.
[caption id="attachment_350833" align="aligncenter" width="300" caption="Mulut gua"]
[caption id="attachment_350834" align="aligncenter" width="300" caption="Memasuki gua"]
Saat sedang menikmati pemandangan di hadapan kami, tiba-tiba kami didatangi oleh seseorang yang ternyata tukang perahu kami. Dia menawarkan untuk mengantar kami berenang di sungai itu dan melihat keindahan tebing-tebing yang menjulang tinggi. Pucuk dicinta ulam tiba, kami pun setuju untuk masuk ke dalam sungai dan melihat pemandangan yang menurut pemandu kami lebih indah. Awalnya penulis agak ragu karena tidak membawa baju ganti, namun akhirnya penulis tidak peduli karena ini adalah kesempatan yang mungkin tidak akan terulang lagi.
[caption id="attachment_350836" align="aligncenter" width="300" caption="Stalagtit di atap gua"]
Kami pun menuruni bebatuan dan mulai berenang di sungai. Kami harus mengenakan pelampung untuk berjaga-jaga saja. Ketika itu baru penulis tahu bahwa salah seorang teman yang juga ingin menyusuri sungai tersebut ternyata tidak bisa berenang. Namun dengan bantuan pemandu kami dan pelampung yang dikenakannya, dia tidak perlu merasa panik walaupun aliran sungai saatitu cukup deras. Sambil telentang, dia menikmati keindahan yang ada di sekitar kami.
[caption id="attachment_350837" align="aligncenter" width="300" caption="Siap mengarungi sungai"]
Di kiri kanan kami terdapat tebing nan tinggi yang sangat indah. Kami juga dapat menikmati langit nan biru di atas kami. Stalagtit pun nampak begitu indah dan dari situ telihat tetesan air. Sementara di atas tebing nampak pepohonan hijau. Pemandangan tersebut benar-benar memesona. Akhirnya, kami sampai di ujung sungai. Di tempat itu seolah-olah sungai tersebut berakhir (walaupun sebenarnya tidak demikian). Di kawasan ini terdapat sebuah batu yang mirip jamur. Biasanya banyak orang sering naik ke batu tersebut kemudian melompat ke air. Ingin sekali penulis mencobanya, namun penulis tidak memiliki nyali untuk melakukannya.
[caption id="attachment_350847" align="aligncenter" width="300" caption="Tebing di kiri kanan sungai"]