Mohon tunggu...
G Tersiandini
G Tersiandini Mohon Tunggu... Lainnya - Mantan guru di sekolah internasional

Mantan guru, penikmat kuliner dan senang bepergian.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menikmati Bandung dari Caringin Tilu dan Puncak Pass (Tebing Keraton)

10 Januari 2015   18:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:25 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bandung masih dingin saat penulis dan kakak penulis menuju rumah teman kami di Rancakendal.Pagi itu kami akan pergi ke Caringin Tilu dan mengunjungi sebuah desa tempat tinggal seorang tukang ojek langganan teman kami karena mereka sedang panen brokoli dan kami ingin melihatnya.

Dari Rancakendal kami mengambil jalan pintas menuju Caringin Tilu atau yang lebih dikenal dengan nama Cartil untuk melihat Bandung dari ketinggian. Jalan yang kami lalui cukup sempit, tidak mulus dan menanjak. Saat sampai di Caringin Tilu kami menemukan dua buah pohon beringin tegak berdiri. Rupanya sebelumnya di kawasan tersebut terdapat tiga pohon beringin, namun karena saat terjadi angin kencang, satu pohon beringin tumbang dirubuhkan oleh angin, maka kini hanya tinggal dua pohon beringin saja yang masih berdiri tegak. Tempat itu masih sepi dan hanya ada beberapa muda mudi yang duduk-duduk di sana. Hanya ada dua buah warung yang menawarkan makanan seadanya. Beruntung kami membawa bekal sehingga kami bisa sarapan sambilmenikmati pemandangan yang ditawarkan. Kami bisa melihat kota Bandung dari ketinggian. Sayang, saat itu agak mendung jadi Bandung tidak terlihat dengan jelas. Walaupun demikian, suasana sepi dan tenang yang ditawarkan benar-benar merupakan suatu kemewahan tersendiri. Kabarnya, jika malam hari, pemandangan di Cartil ini lebih menawan.

[caption id="attachment_389775" align="aligncenter" width="300" caption="Pemandangan di Cartil"][/caption]

Tidak lama kami berhenti di Caringin Tilu. Kami kemudian melanjutkan perjalanan menuju desa tempat tinggal tukang ojek langganan teman kami yang bernama Toni. Wah jalan menuju ke tempat tinggal Toni jelek sekali dan menanjak. Mobil yang kami kendarai sampai tidak sanggup meneruskan perjalanan. Teman penulis pun berusaha menghubungi Toni agar kami bisa dijemput di tempat itu. Toni dan temannya kemudian menjemput kami. Kami pun terpaksa meninggalkan mobil yang kami kendarai dan harus berganti mengendarai ojek. Karena hanya ada dua motor, kami pun harus mengantri dan menunggu giliran. Sambil menunggu ojek kembali menjemput, penulis dan kakak penulis duduk-duduk di saung yang ada di tepi kebun sayur. Matahari sudah mulai memancarkan sinarnya dengan cukup garang, namun angin dingin yang bertiup membuat kami merasa nyaman duduk di dalam saung.

Sesampai di rumah Toni, dia mengantarkan kami melihat-lihat pemandangan di sekitar rumahnya. Dia kemudian mengajak kami pergi ke Puncak Pass yang sekarang terkenal dengan nama Tebing Keraton.Setelah mendapatkan dua buah ojek lagi dari penduduk setempat, kami berempat pun pergi menuju Puncak Pass.

[caption id="attachment_389781" align="aligncenter" width="300" caption="Kebun Sayur"]

1420861890301830855
1420861890301830855
[/caption]

Jalanan yang harus kami lalui menanjak, masih berupa jalan tanah dan ada sebagian yang masih berbatu (macadam). Lumayan juga rasanya harus terguncang-guncang sepanjang perjalanan. Untungnya saat kami berkunjung ke sana bukan saat musim penghujan jadi jalan yang kami lalui tidak becek dan licin. Kami dibawa melintasi hutan cemara. Teduh sekali rasanya dan jalanannya cukup mulus. Kami terus menanjak sampai kemudian Toni dan teman-temannya berhenti di suatu tempat. Setelah memarkir motor, kami pun berjalan menjauh dari jalan beraspal dan mulai berjalan di jalan setapak menuju sebuah tebing. Cantik sekali pemandangan yang disuguhkan. Dari atas tebing yang disebut Puncak Pass tersebut kami bisa melihat Maribaya, Lembang dan juga gunung Tangkuban Perahu di kejauhan.

[caption id="attachment_389790" align="aligncenter" width="300" caption="Pemandangan di Tebing Keraton"]

14208622391392201702
14208622391392201702
[/caption]

[caption id="attachment_389796" align="aligncenter" width="300" caption="Pemandangan dari bibir tebing"]

1420862502874008611
1420862502874008611
[/caption]

[caption id="attachment_389799" align="aligncenter" width="300" caption="Memandang lembah dari bibir tebing"]

14208628041339355091
14208628041339355091
[/caption]

Tepat di tepi tebing terdapat batu besar, dan kami pun duduk di bibir tebing sambil menikmati keindahan yang ada di sekeliling kami.Saat melihat ke bawah, kami bisa melihat mobil-mobil di kejauhan yang bergerak menuju Maribaya. Tenang sekali suasananya dan tidak ada pengunjung lain di tempat itu. Setelah puas menikmati kesunyian dan lembah hijau dari di bibir tebing, kami berjalan kembali menuju jalan beraspal dimana motor yang kami kendarai diparkir. Kami tidak langsung naik motor dan kembali ke rumah Toni, namun kami masih duduk-duduk bahkan tidur-tiduran di rerumputan di tepi jalan yang sunyi (karena tidak ada kendaraan yang lalu lalang dan tidak ada warung di sekitar kawasan tersebut) sambil memandangi pepohonan yang ada di hadapan kami dan beberapa burung yang terbang di atas kami.

[caption id="attachment_389815" align="aligncenter" width="300" caption="Bersama teman di bibir tebing keraton"]

14208647261343902199
14208647261343902199
[/caption]

[caption id="attachment_389800" align="aligncenter" width="300" caption="Pemandangan indah"]

14208629852112082856
14208629852112082856
[/caption]

[caption id="attachment_389801" align="aligncenter" width="300" caption="Pemandangan dari tepi jalan"]

1420863042740938190
1420863042740938190
[/caption]

Setelah merasa puas dan saat hari sudah mulai siang, kami pun kembali ke desa tempat Toni tinggal. Kami berhenti di warung milik orang tua Toni. Kami melepas lelah di sana dan membeli minuman untuk melepas dahaga sambil berbincang-bincang dengan penduduk setempat. Setelah cukup beristirahat dan minum, kami pun berpamitan. Saat pulang kami dibekali brokoli dan sayuran lain oleh Toni dan keluarganya.

[caption id="attachment_389802" align="aligncenter" width="300" caption="Aneka jajanan di warung"]

14208630791792473983
14208630791792473983
[/caption]

Setelah diantar kembali ke tempat dimana mobil kami berada, kami pun kembali ke Bandung. Memang menyenangkan jika dapat menjalin pertemanan dengan orang-orang desa. Selain kita bisa melihat kehidupan mereka dengan lebih dekat, kita juga akan diperkenalkan pada tempat-tempat menarik yang masih asri dan indah. Kabarnya tempat ini sekarang sudah semakin naik daun, dan pengunjung pun semakin banyak terutama saat hari libur. Penulis berharap tempat ini akan tetap terjaga keasrian dan kebersihannya, karena jika jumlah pengunjung sudah semakin banyak, ada kencenderungan sampah pun akan bertambah dan yang menyedihkan jika dibiarkan berserakan di mana-mana serta mengotori daerah yang indah ini.

Gmt10/01/15

Sumber foto: milik pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun