Dalam perjalanan sebagai wartawan, liputan itu paling menantang dan serius. Info awalnya, adalah adanya orang di Kawasan Tomang, Jakarta yang sembuh dari kanker setelah mengonsumsi susu kuda liar dari NTB. Kami pun lantas menelusuri kebenaran cerita itu dengan menghubungi berbagai pihak. Balai Penelitian Ternak di Bogor, dokter di RSCM UI, Puskesmas di NTB, hingga peternak kuda liar di NTB. Laporan panjang penelusuran itu dimuat di Intisari Juli 1991.
SL adalah teman yang menyenangkan di lapangan. Pertanyaannya mengorek tajam. Ia juga pencerita yang baik. Ketika, menjalani gurah otak dengan dr. Terawan (kini Menkes), ia menuliskan pengalaman yang mendebarkan itu di Intisari, seperti sebuah cerita pada layar kaca.
Pada akhirnya saya harus menyebut mas BD, Rudy Badil, wartawan Kompas, yang pernah ditugaskan di Intisari. Tulisan tentang lingkungan saya kagumi sejak saya mahasiswa. Nyaris tak pernah saya lihat, ia  mencatat. Toh, tulisannya memikat penuh detail.
Ia cakap memainkan kata dan tak segan menabrak pakem bahasa. Sebuah pameran lukisan kaca di Bentara Budaya Jakarta, ia beri judul Pameran Kaca-Kaca Berlukisan. Tulisan feature tentang penerbangan perintis di Irian Jaya (kini Papua), ia beri judul God is My Pilot.
Begitulah, saya bersyukur bisa menimba ilmu dari mereka. Para wartawan dan penulis yang mendedikasikan diri pada pemberian informasi utuh dan menghibur. Tidak asal cepat, apalagi hoax.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H