A picture is worth a thousand words. Pepatah lama ini acap dikutip manakala seseorang berbincang  tentang selembar gambar. Â
Ada anggapan, foto yang kuat seolah bisa berbicara. Mengungkap  yang tidak terkatakan. Menerobos  relung hati, menyentuh emosi, menggugah perasaan,  dan memunculkan sisi kemanusiaan.
Â
Pada akhirnya, sebingkai foto bisa membekukan peristiwa, bahkan menjadi saksi sejarah. Â
Disandingkan dengan bahasa tulisan yang personal, bahasa gambar bersifat universal. Merobohkan sekat pembatas dan gampang dikunyah kebanyakan khalayak.
Pun gambar yang terhidang berikut, dipilah dan dipilih dari ratusan foto yang dijepret oleh (Laily Rachev, Muchlis Jr, Rusman) fotografer Biro Pers Sekretariat Presiden RI.
Suguhan foto ini mewakili sosok Presiden Jokowi yang egaliter. Tanpa jarak dengan rakyat. Memperlihatkan gaya blusukan, yang dibawa sejak menjabat Walikota Solo. Â
Foto 1: Bergegas
Langkahnya sigap melewati genangan air hujan sembari berbincang dengan Kapolda Metro. Blusukan menjadi cara untuk mendengar suara dari sumber primer sekaligus mengontrol program yang telah digulirkan. (Muara Gembong, Rabu 30 Januari 2019)
Bergandengan tangan, sepayung berdua bersama Quraish Shihab. Payung dimiringkan menghindar palang besi di atasnya. (Pesantren Pasca Tahfidz Bayt Al -- Quran, Jumat, 25 Januari 2019)
Ngobrol di atas lincak (balai-balai bambu) dengan masyarakat kecil, pasangan muda penerima sambungan listrik gratis. (Kampung Biyombong, Rabu, 30 Januari 2019)
Warga tak terbendung untuk sekadar meraih bahu dan mencium tangan Presiden pelayan rakyat. (Tangerang Selatan, Jumat, 25 Januari 2019)
Kebersamaan yang tak lekang oleh waktu. Bahasa tubuh yang menunjukkan keakraban. (Rapat Terbatas Rancangan Undang-Undang Minyak dan Gas, 23 Januari 2019)
Merapikan rambut di Banyuresmi, Garut. Tempat asal muasal puluhan ribu tukang cukur sejak puluhan tahun silam. (19/1/2019)