Pada akhirnya warga Jakartalah yang bakal menentukan siapa yang layak jadi gubernur pada pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017. Secara umum mereka terbagi ke dalam 3 kelompok besar. Yang ingin Ahok terus, yang masih belum menentukan pilihan, dan mereka yang ingin calon lain. Tak perlu 100% pendukung untuk menjadi gubernur DKI, cukup 50% + 1.Â
Modal dan arah kampanye Ahok gampang diterka. Pencapaian kinerja selama ia menjadi wakil gubernur dan gubernur sampai tahun 2017. Soal perizinan satu pintu, pelayanan masyarakat di kelurahan - kecamatan - kota, pelayanan kesehatan, birokrasi bersih tanpa suap, penanganan banjir, penerbitan kawasan kumuh, e-budgeting, penanganan kemacetan lewat transportasi massal adalah hal yang bakal jadi topik kampanye. Singkat kata, deretan yang dianggap sebagai keberhasilan. Sebuah Jakarta Baru!
Sementara lawan tandingnya mati-matian menelisik kelemahan. Tak ada kebijakan yang seratus persen memuaskan setiap orang. Nah, dari sisi inilah "serangan" bakal diarahkan. Pepatah lama mengatakan, kekuatan sebuah rantai tergantung pada gelang yang paling lemah.
Penggusuran yang tidak manusiawi, kasar, tidak punya hati nurani, asal copot jabatan, kemacetan, berpihak pada pemodal, "kasus" RS Sumberwaras, giant sea wall adalah beberapa celah yang sudah diembuskan oleh para petarung Ahok.
Kalah setÂ
Mengangkat isu tersebut sah-sah saja, namun jika hanya sebatas hal itu, maka para penantang hanya bereaksi di tengah tabuhan genderang Ahok. Impulsif! Reaksi dangkal yang tak menyentuh persoalan. Mereka akan kalah set dan bakal terbentur pada sederet capaian Ahok yang sejauh ini diapresiasi oleh masyarakat.
Guna melawan keperkasaan Ahok, satu-satunya cara adalah lewat strategi yang lebih komprehensif dan masif. Ahok tak bisa dilawan dengan cara parsial, menghina, dan meremehkan. Penghinaan dan peremehan justru memperkokoh posisi Ahok.Â
Di sini para penantang bisa belajar dari Jokowi yang mengusung tema atau pesan besar: Jakarta Baru! Saat ia bersama Ahok mencalonkan diri menjadi Gubernur Jakarta. Seperti halnya Obama pada masa kampanye awal mengusung pesan Change atau Perubahan. Lantas si kontroversial Donald Trump berkoar dengan Make America Great Again!
Ketiga tema di atas sebenarnya mengandung satu pesan, yakni  Membuat Hari Esok Yang Lebih Baik, Lebih Sejahtera, Lebih Maju, Lebih Aman, Lebih Makmur, dsb. Jakarta Baru seperti menyindir kondisi Jakarta sebelumnya yang kumuh, macet, korup, dsb. Change yang digagas Obama memberi pesan bahwa nilai-nilai lama perlu diubah untuk mencapai kesejahteraan. Sementara Trump dengan Make America Great Again, mau mengatakan bahwa saat ini Amerika tengah terpuruk.
Dalam kasus para penantang Ahok, daripada mereka berceloteh asal-asalan dan sektoral, lebih baik berembug memutuskan tema besar, apa yang akan diusung. Rumusan tema tersebut sebaiknya kuat, singkat, dan mudah dipahami oleh semua orang dalam satu kali baca.
Tema itulah yang kemudian diterjemahkan dalam berbagai topik kampanye. Dengan begitu warga Jakarta bisa menilai, apakah ia yakin atas pesan tersebut atau tetap percaya pada Ahok.
Selamat bertarung dengan rukun karena demokrasi harus dijunjung.Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H