Ibarat gadis cantik, nama pulau Sumatera belakangan ini makin dilirik beragam pihak, tak hanya pebisnis, namun juga anak-anak muda yang ingin mengadu nasib, khususnya dari Pulau Jawa yang sesak. Selain kekayaan alam seperti kopi, karet, hingga minyak bumi dan emas, kini pemerintah terlihat lebih serius memoles wajah Pulau Sumatera lewat proyek tol Trans Sumetera. Karena selain jalan tol, juga akan dibangun jalur kereta api, transmisi listrik dan jaringan gas di sepanjang jalur Trans Sumatera.
Bahkan saat peresmian proyek April 2015 lalu di Indralaya, Sumatera Selatan, Presiden Joko Widodo meniatkan agar Tol Trans Sumatera bisa bertahan hingga 100 tahun mendatang. Yang jadi pertanyaan kini, bagaimana kemampuan tim pelaksana proyek Trans Sumatera mewujudkan impian besar Presiden Jokowi. Kamu Penasaran? Jika jawabnya ya, silakan ikuti paparan singkat berikut untuk menguji keseriusan pemerintahan Jokowi melecut kemajuan Sumatera.
Jalur Trans Sumatera tahap awal yang telah dimulai, direncanakan rampung dalam tiga tahun. Yakni ruas tol Pelabuhan Bakauheni-Bandar Lampung-Palembang-Tanjung Api-api (MBBPT) sepanjang 434 km. Jokowi layak optimis, karena jika jalur Bakauheni – Tanjung Api-api ini telah beroperasi, diprediksi Produk Domesik Bruto (PDB) Sumetera akan meningkat tajam. Menurut data BPS tahun 2014, Pulau Sumatera adalah penyumbang pendapatan kotor negara (PDB) terbesar kedua setelah Pulau Jawa. Sebaliknya, produk domestik Pulau Jawa justru mulai menurun sejak lima tahun terakhir. Â
Ironisnya, sejak era Orde Baru, jalan lintas Sumatera selalu dalam kondisi tambal sulam. Bahkan saat sebagian orang menyebut periode ‘jaman normal’ (era Pesiden Suharto) di awal tahun 90-an, untuk menempuh perjalanan darat (nonstop) dari Jakarta – Lhokseumawe, Aceh diperlukan waktu 3 hari 2 malam, itupun disertai bis yang pecah ban dua kali serta pompa minyak rem jebol.
Saat ini kondisi jalur lintas Sumatera rusak parah dan mengkhawatirkan bagi pengguna jalan. Namun perjalanan darat masih menjadi pilihan utama warga Sumatera, karena transportasi laut yang juga tak lebih baik kondisinya, belum lagi soal keterlambatan jadwal kapal laut.
Untuk menunjukkan keseriusannya, Presiden Jokowi berjanji akan menindak tegas setiap upaya yang menghambat proyek Trans Sumetara ini. "Pekerjaan yang saya berikan, semuanya saya beri target baik menteri maupun direksi BUMN. Kalau ada masalah sampaikan ke saya, kalau perlu dijewer ya dijewer," tegas Jokowi saat acara peresmian proyek di Lampung beberapa bulan lalu.
Selain proyek tol Trans Sumatera, pemerintah juga melakukan sejumlah langkah untuk memotong rumitnya regulasi dan mempermudah investasi. Ini mulai dari perubahaan UU Pengadaan Lahan sampai dengan meluncurkan Pelayanan Terpadu Satu pintu (PTSP) di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).Â
Jadi bila ada yang masih ragu akan keseriusan pemerintah memoles kemilau Pulau Emas, ada baiknya kita berpikir ulang setelah mengkaji beberapa fakta serta data diatas. Karena bagaimanapun, kesempatan baik seringkali cuma datang sekali seumur hidup.. Â (*is)
 Berikut ini Jalur Lintas Utama Tol Trans Sumatera.
- Bakauheni-Terbanggi Besar (150 kilometer)
- Terbanggi Besar-Pematang Panggang (100 kilometer)
- Pematang Panggang-Kayuagung (85 kilometer)
- Kayuagung-Palembang-Betung (111,7 kilometer)
- Jambi-Betung (191 kilometer)
- Jambi-Rengat (190 kilometer)
- Rengat-Pekanbaru (175 kilometer)
- Pekanbaru-Dumai (135 kilometer)
- Dumai-Rantau Prapat (175 kilometer)
- Rantau Prapat-Kisaran (100 kilometer)
- Kisaran-Tebing Tinggi (60 kilometer)
- Tebing Tinggi-Medan (61,7 kilometer)
- Medan-Binjai (15,8 kilometer)
- Binjai-Langsa (110 kilometer)
- Langsa-Lhokseumawe (135 kilometer)
- Lhokseumawe-Sigli (135 kilometer)
- Sigli-Banda Aceh (75 kilometer)