Mohon tunggu...
Gabriel Sujayanto
Gabriel Sujayanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

blogger penulisan efektif (djantobronto.wordpress.com), editor, freelancer, penyuka fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Bingung Mau Nulis Apa? Tenang, Ini Solusinya

14 April 2015   11:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:07 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulis apa? Apanya yang ditulis? Pertanyaan ini kerap hinggap di benak ketika berniat menulis. Rasanya susah sekali mendapatkan ide. Padahal selama roda kehidupan berputar,   ada banyak kejadian yang bisa diangkat. Tinggal melatih kepekaan pancaindera, menggalinya, dan menyusun menjadi sebuah cerita, dan menghidangkannya kepada khalayak. Dalam soal menjaring ide, anak kecil bisa menjadi contoh bagaimana ia tak bosan-bosan mempertanyakan segala sesuatu untuk memuaskan rasa ingin tahunya.

Sebenarnya ada cara lain praktis menemukan topik, yaitu dengan memperhatikan kejadian di masyarakat. Diantaranya:

# Menyimak trending topic

Simak yang menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Topik yang diobrolin, diomongin, dan muncul di laporan koran atau TV.  Istilah kerennya, riding the wave. Menunggangi gelombang. Ketika Jakarta sedang banjir, bikinlah laporan tentang banjir. Ketika Polri dan KPK berseteru, cobalah tulis menyangkut perseteruan tersebut. Saat demam berdarah membawa kepanikan, kulik berbagai aspek tentang topik ini.

Atau Anda ikut arus, membuat laporan panjang ikhwal  batu akik yang tengah jadi “buruan” masyarakat.  Tentang bisnisnya, cara penambangan, jenis-jenisnya, perajinnya, konflik  penambang dengan pemerintah. Belum lagi, berbicara soal hukuman mati, pasti seru. Banyak sisi bisa dijadikan sebagai pintu masuk.  Kisah kejahatannya, pelakunya, tatacara hukuman mati, sejarahnya,  ragam hukuman mati,  P. Nusakambangan sebagai tempat eksekusi,  atau justru pro kontranya.

Menunggangi arus, menjadi cara paling mudah untuk memikat pembaca. Topik tulisan yang didasarkan pada trending  topik biasanya terbatas jangka waktu penulisannya. Selama topik tersebut masih hangat dibicarakan, tulisan akan tetap aktual. Namun ketika isu mulai meredup topik tersebut  perlahan surut.

Lihat saja, puluhan judul buku yang berkisah tentang Jokowi menghampar di gerai toko buku ketika ia tengah naik daun. Menguliti apa saja tentang sosok pria asal Solo ini. Namun kini, nyaris tak ada buku baru tentang kiprahnya setelah beliau menjadi presiden.  Kepopulerannya masih tinggi, tapi keingintahuan orang tentang kiprah Jokowi mulai berkurang. Itulah sebabnya penulis yang mengandalkan pada trending topik mesti sigap memanfaatkan momentum.

# Hari-hari besar dan bersejarah

Ada puluhan hari bersejarah dan hari besar yang bisa menjadi pijakan. Cerita tentang Valentine, tetap bisa aktual. Asalkan ditulis dengan angle dan prespektif baru. Misalnya dengan menghubungkan perempuan pekerja dengan semangat R.A Kartini. Atau bagaimana semangat Kartini, mengilhami para bapak agar terlibat dalam kegiatan rumah tangga.

Berbeda dengan trending topik, momen penulisan hari-hari besar dan bersejarah justru bisa disiapkan jauh-jauh hari.  Hari kemerdekaan, selalu jatuh setiap tanggal 17 Agustus.  Kalaupun bergeser, seperti hari raya Idul Fitri tetap dapat diantisipasi sebelumnya. Dengan begitu penulis leluasa mengumpulkan bahan dan menentukan topik yang bakal didalami. Saat tepat mengeluarkan tulisan ini adalah pas tanggal tersebut dirayakan.

Seringkali berbagai hari besar tersebut hanya sebagai sebagai cantelan sebuah topik, bukan langsung membahas tentang peristiwa itu sendiri. Hari kemerdekaan RI, misalnya bisa dipakai sebagai cantelan tulisan tentang orang-orang yang pantang menyerah menjaga suaka margasatwa dari gangguan penebang liar. Atau mengapreasi hari Batik dengan menulis batik-batik pesisiran.

# Hobi

Lewat hobi yang digeluti, siapa pun pasti  fasih menceriterakan apa yang dikerjakan: berkebun, berburu, atau memancing. Seorang dokter hewan, bisa menuliskan pengalamannya berinteraksi dengan hewan-hewan yang notabene menjadi pasiennya. Hobi mengudap, jangan simpan pengalaman sampai berkarat.  Ceriterakan bagaimana serunya berburu makanan dan menikmati sensasi rasa saat menyantap. Punya kesukaan melancong? Seribu satu cerita bisa Anda tumpahkan mengambarkan perjalanan dan keindahan tempat wisata yang dikunjungi.

Hobi sebenarnya bisa ditulis kapan saja. Hobi memasak, bersepeda, memelihara anjing, kucing, reptil, mengumpulkan benda antik, perangko, dsb. Anda tinggal menggali aspek yang berhubungan dengan hobi tersebut. Apakah berkenaan dengan orangnya atau caranya.  Apalagi masing-masing pelaku hobi biasanya punya cara tersendiri dalam menggeluti kegemarannya.

# Memberi informasi dan panduan

Dengan semangat berbagi, Anda bisa menghasilkan ratusan tulisan. Tujuannya, mengedukasi dan menambah pengetahuan pembaca. Bagaimana bertanam tanaman buah dalam pot, membiakkan kucing Persia, memelihara burung love bird, memperbaiki komputer, kiat praktis membersihkan sofa, berburu koleksi komik lama, kiat menentukan lokasi usaha, tips praktis membuat taman, tips belajar di perguruan tinggi, menghadapi tes wawancara, dsb.

Pengalaman nyata bahkan bisa langsung dituangkan dalam tulisan. Misalnya: pengalaman lolos tes perguruan tinggi, pengalaman menyelenggarakan gathering, pengalaman memotret hewan di habitat asli, pengalaman mendaki gunung, pengalaman mendidik anak, pengalaman mengelola keuangan keluarga, pengalaman membuka usaha, pengalaman sembuh dari penyakit kanker, pengalaman berkunjung ke P. Komodo, dsb.

# Menyimak koran, majalah, buku, internet

Dari berita yang nampaknya kecil dan remeh di sebuah koran Anda bisa mengembangkan menjadi tulisan yang panjang dan menarik. Penulis pernah mendapati tulisan kecil di koran Buana Minggu,  tentang seorang siswa SMA yang sembuh dari penyakit kanker karena mengonsumsi susu kuda liar.

Sebagai wartawan di majalah Intisari, penulis tertarik untuk mengembangkan berita di atas  menjadi tulisan lengkap. Mulailah menelusuri kebenaran ceritera dengan melakukan reportase dan mewanwancarai  sumber-sumber terpercaya. Pemilik kuda liar, dokter di RSCM, Balai Penelitian Ternak,  pasien, dsb.  Tulisan di majalah Intisari tentang Susu Kuda Liar tersebut ternyata mendapat sambutan yang luar biasa. Dan mulai saat itu booming Susu Kuda Liar pun dimulai.

Internet juga menjadi sumber informasi yang menuntun kita untuk mendapatkan ide penulisan. Berbagai situs komunitas, situs pemerintah daerah, situs hobi, dsb menjadi sumber ide tanpa batas.

# Memberi solusi atas masalah

Bahkan saat terbelit masalah, bisa dijadikan inspirasi tulisan. Ingat, masalah  pasti  dihadapi oleh orang lain. Mereka ingin mendapatkan solusi. Misalnya, ada banyak pencari kerja yang masih berjuang  mendapatkan pekerjaan. Ini dapat dipakai sebagai pemicu tulisan  tentang Tips Cepat Diterima Di Dunia Kerja. Tak sedikit toko online yang susah berkembang. Maka Anda dapat membuat tulisan tentang Tips Membuat  Toko Online Yang Laris. Menurut survei kesehatan, sebagian masyarakat mengidap penyakit diabetes. Tulisan tentang bagaimana mengendalikan gula darah tanpa obat pasti diminati.

Beragam ide di atas hanyalah contoh, ide bisa datang darimana saja, di sekitar kita, tanpa kita beranjak dari rumah.  Saya percaya Anda punya lebih banyak ide yang bisa dikembangkan  menjadi tulisan yang menarik.

Happy writing!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun