Mohon tunggu...
Grya
Grya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pameran Mahasiswa Arsitektur Bertema The World Without Us

7 Februari 2016   22:41 Diperbarui: 7 Februari 2016   22:59 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Spesial dan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, acara 'Architecture Fair' yang diadakan oleh Universitas Indonesia tahun ini diselenggarakan di Jl.Medan Merdeka Timur, di Galeri Nasional Indonesia. Karya terbaik dari mahasiswa S1, S2, serta Program Profesi Departemen Arsitektur Falkutas Tehnik UI akan dipamerkan dalam gedung bersejarah ini, setelah sebelumnya dikurasi oleh Prof. Yandi Andri Yatmo.

Tema besar yang diangkat pada pameran yang terbuka bagi umum tanggal 28 Januari hingga 4 Febuari 2016 ini adalah The World Without Us. Berbagai karya arsitektur yang dikemas dengan visualisasi menarik akan memberikan pengetahuan mengenai peran penting arsitek dalam menjalin kehidupan dalam masyarakat yang sustainable. “Arsitek yang diharapkan adalah arsitek yang mau mengdengar society dan lingkungan, yang menjadi respon apa yang telah ada, dan tidak perlu menghilangkan yang sudah bagus,” ujar Prof. Yandi pada acara pembukaan 27 Januari lalu.

 

[caption caption="Pembukaan AFAIR 2016"][/caption]

 

Acara malam pembukaan yang diliput oleh grya.co.id juga dihadiri oleh Dr. Muhammad Amin Abdulah sebagai Kasubdir Direktorat Edukasi dari Badan Ekonomi Kreatif, Nada Marsudi selaku Kabiro Kerjasama dan Komunikasi Publik dari Kementrian Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi, Zambrud Setya Negara selaku Kepala Seksi Pameran & Kemitraan Galeri Nasional Indonesia dan Farida Berliani Siraid selaku Subdirektur Seni Media. Para tamu undangan hadir memberikan dukungan dan apresiasi terhadap kerja keras dan semangat para mahasiswa yang mengusahakan berjalanannya AFAIR pada tahun ini.

Dalam pidato singkatnya, Dr. Muhammad Amin menjelaskan bahwa kekuatan sebuah negara tidak lagi ditentukan oleh hard power berupa kekuatan politik dan militer, melainkan soft power dimana ekonomi kreatif termasuk di dalamnya. Walau saat ini arsitektur Indonesia masih belum optimal dan masih kurang dihargai, beliau optimis dengan potensi yang ada, terutama dengan adanya acara AFAIR 2016. “Ini menjadi indikator bahwa masa depan arsitektur menjanjikan karena diadakan sendiri oleh orang muda dan mahasiswa yang akan menentukan masa depan bangsa.”

Acara AFAIR 2016 diharapkan dapat menjadi representasi arsitek seluruh Indonesia dan dapat menjadi magnet kuat, sesuai dengan kesepakatan yang telah dijalin dengan tuan rumah, Galeri Nasional Indonesia. Belia Astoria, selaku Project Officer juga berharap acara yang telah dibangun dengan penuh antusias dari para mahasiswa dapat membuat anak-anak muda semakin percaya diri untuk berkompetisi dalam tingkat nasional maupun internasional pada era MEA ini.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun