Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jebakan Pikiran

22 Juli 2024   05:05 Diperbarui: 22 Juli 2024   05:13 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jebakan Pikiran (sumber: behance.net, diolah pribadi)

Pikiran pikir... Akan bahagia jika keinginan-keinginan tercapai. Aku sudah jalanI, tapi bahagiaku ternyata bukan di keinginan yang tercapai.

Sesungguhnya, perasaan senanglah yang muncul ketika keinginan tercapai. Lalu rasa senang hilang kembali. Keinginan lain muncul, diraih, perasaan senang, lalu perasaan senang hilang kembali. Selalu begitu. Tidak ada ujungnya... Ketika keinginan muncul, sadari lalu pertanyakan ke dalam diri, apakah ini keinginan atau kebutuhan.

Lebih jauh tentang rasa senang dan bahagia.

Dari sisi bahasa, tidak terlihat perbedaannya. Keduanya hampir sama. Padahal, keduanya berbeda. Rasa senang lebih ke euforia ketika yang diinginkan tercapai. Jika keinginan tidak tercapai, rasa kecewa, sedih muncul ke permukaan. Bagaimana dengan bahagia. Bahagia melampaui kedua state tersebut.

Bahagiaku ada di perasaan ketika aku menerima keadaan menyenangkan maupun tidak menyenangkan terjadi dalam hidupku.... Rasa khawatir yang muncul akan suatu kondisi yang tidak menyenangkan diterima lalu biarkan berlalu. Demikian pula sebaliknya. Semua rasa akan segera berlalu. Pikiran-pikiran kita pun terus berganti. Coba sadari itu.

Penderitaan 'dimulai' ketika kita berharap sesuatu yang 'pasti' berubah, menjadi tak akan pernah berubah. Ini kecenderungan kita. Lampaui keduanya dengan menerima keduanya, menerima menyenangkan maupun tidak menyenangkan. Ingat kemunculan kedua state tersebut selalu akan berakhir. Muncul kemuduan lenyap. Muncul lenyap. Muncul lenyap. Muncul lenyap... Sadari sifat alaminya memang demikian....

Jadi, ketika kita telah berusaha maksimal, namun kondisi yang muncul belum sesuai dengan apa yang kita harapkan, terimalah bahwa belum saatnya atau mungkin memang bukan milik kita untuk saat ini. Sebaliknya jika sudah berhasil mencapainya, artinya memang telah waktunya atau saatnya menjadi milik kita. Namun ingat, ini pun akan segera berlalu sebagaimana sifat dunia ini, selalu berubah.

Jadi bahagia bukanlah sebuah pengalaman rasa senang ketika keinginan tercapai. Bahagia melampaui rasa senang dan tidak senang. Bersyukur atas semua kondisi yang datang. Baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan.

Pikiran cenderung mengejar rasa yang menyenangkan saja. Saya merasa ini merupakan 'jebakan' pikiran. Bagaimana menurut Anda ?

**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun