Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Selamat Ulang Tahun, Anak(ku)!

5 Mei 2024   07:24 Diperbarui: 5 Mei 2024   07:33 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Si Bungsu lahir tepat di tanggal 22 April enam tahun yang lalu. Kebahagiaan yang datang tanpa terduga sama sekali ini membawa warna warni tersendiri dalam keluarga kami. Si Bungsu adalah anak yang aktif, cerdas, periang, ceria, dan terlebih murah senyum. Konon kabarnya anak yang ceria adalah salah satu ciri seorang anak yang bahagia. Semoga demikianlah yang terjadi.

Si Bungsu senang sekali berceloteh. Apa saja bisa jadi bahan pertanyaan yang keluar dari mulut mungilnya. Dia tak akan berhenti bertanya sampai semua kok begini, kok begitu di dalam kepalanya terjawab. Dari yang wajar sampai aneh dilontarkan untuk dicari jawabannya. Kadang kepala di buat pusing tujuh putaran, tujuh belokkan, dan tujuh tanjakkan mencari jawaban yang bisa memenuhi besarnya hasrat keingintahuan bocil(bocah cilik) satu ini.

Setiap malam sebelum tidur, si Bungsu tak pernah absen mengajak seluruh anggota keluarga untuk membaca doa dan memancarkan cinta kasih kepada keluarga, guru, teman, dirinya dan semua mahluk. Semoga cinta kasih dalam dirimu terus bertumbuh dan semakin subur sepanjang waktu.

Suatu hari ketika kami bersantai di sebuah komplek perumahan yang belum banyak penghuninya, dia melihat seekor kucing berwarna putih dan coklat yang terus mengeong. Kasian sekali, berkali-kali diucapkannya. Kucing itu lapar, pikirnya... Hatinya dengan cepat tersentuh kemudian segera mengambil makan siangnya untuk di bagikan kepada si kucing. Dia bersikeras menunggu di pinggir jalan untuk memastikan si kucing menyelesaikan makan siangnya.

Malam itu di sebuah resepsi pernikahan kerabat, kami sekeluarga duduk di sebuah meja untuk menikmati makan malam. Tanpa di sengaja, dia memakan salah satu menu yang rasanya cukup tajam bagi lidah yang masih belum banyak terkontaminasi itu. Kalang kabut mencari air putih untuk di minum. Beruntung di meja seberang yang di duduki tamu lain ada sekotak air mineral yang di sediakan untuk di minum. Segelas air putih di sodorkan padanya, namun dia berbisik bahwa Ia takut dan enggan untuk minum. Takut apa, Nak? Takut air minum itu milik orang lain, kita tidak boleh mengambil yang bukan milik kita. Seketika ada perasaan bangga pada kehati-hatian si Bungsu. Semoga dengan bertambahnya usiamu, bertambah pula kebijaksanaan dan kebahagiaanmu!

**

Jakarta, 05 Mei 2024
Penulis: Karly Santosa, Kompasianer Mettasik

Karyawati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun