Angin bertiup jauh pergi,
hujan pun mengikutinya,
tak pernah ada kembali,
bagai umur di dunia
Hanya melaju ke depan,
tak akan pernah mengulangi,
bangun dan sadarlah kini,
jangan tertidur di impian
Pesona keinginan tak bertepi,
memuaskan hasrat keabadian,
rindu tertawa melekati kehidupan,
untuk menahan kerutan di dahi.
Hal yang terjadi tak sesuai harapan,
harta dan tahta memeluk ikatan beban,
waktu pun hanyalah kesepakatan ruang,
sisa masa usia semakin berkurang.
Saat kau lemah tak berdaya,
raga kembali hanya menjadi debu,
yang akan dibuang dan ditinggalkan berlalu,
tak akan ada yang menginginkannya.
Petunjuk ini mungkin di telinga,
hanya terdengar seperti seonggok ilusimu,
tapi inilah kenyataan yang kau harus tahu,
batasan akhir cerita semuanya akan sama.
**
Mojokerto, 8 February 2024
Penulis: Lily Setiawati Utomo, Kompasianer Mettasik
Penulis Puisi Dhamma
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H