Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Batasan Akhir Cerita

8 Februari 2024   05:55 Diperbarui: 8 Februari 2024   05:59 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi: Batasan Akhir Cerita (gambar: treehugger.com, diolah pribadi)

Angin bertiup jauh pergi,
hujan pun mengikutinya,
tak pernah ada kembali,
bagai umur di dunia

Hanya melaju ke depan,
tak akan pernah mengulangi,
bangun dan sadarlah kini,
jangan tertidur di impian

Pesona keinginan tak bertepi,
memuaskan hasrat keabadian,
rindu tertawa melekati kehidupan,
untuk menahan kerutan di dahi.

Hal yang terjadi tak sesuai harapan,
harta dan tahta memeluk ikatan beban,
waktu pun hanyalah kesepakatan ruang,
sisa masa usia semakin berkurang.

Saat kau lemah tak berdaya,
raga kembali hanya menjadi debu,
yang akan dibuang dan ditinggalkan berlalu,
tak akan ada yang menginginkannya.

Petunjuk ini mungkin di telinga,
hanya terdengar seperti seonggok ilusimu,
tapi inilah kenyataan yang kau harus tahu,
batasan akhir cerita semuanya akan sama.

**

Mojokerto, 8 February 2024
Penulis: Lily Setiawati Utomo, Kompasianer Mettasik

Penulis Puisi Dhamma

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun