Berawal dari dagang bakso keliling, pada tahun 1990, yang sekali- kali mangkal di depan BCA Juanda Kota Bekasi. Waktu terjadi kerusuhan Mei 1998 di depan BCA, ia pun terkena imbas. Langsung ngacir dorong gerobaknya. Rugi tidak apa-apa yang penting nyawa selamat.
Dagang bakso mulai harga Rp200,- Harga daging sapi masih Rp4.000 per kilonya. Dengan modal Rp25.000,- segerobak sudah penuh. Dan, keuntungan dagang bakso waktu itu masih dapat lebih dari separuh modal.
Namun apa mau dikata. Pada waktu dagang bakso lagi rame-rame nya, ia terkena imbas isu formalin. Dalam waktu singkat, dagangannya bangkrut. Padahal ia sudah menjadi penjual bakso selama hampir 10 tahun.
Mulai Tahun 2000, dia banting setir. Beralih berdagang Soto Mie. Dengan menggunakan gerobak, berkeliling ke Taman Kartini dan Dewi Sartika dan Proyek. Dagang soto mie bertahan hanya 7 tahun.
Pada tahun 2007 dia banting setir lagi. Berdagang otak-otak keliling dengan sepeda. Dagang mulai dari Rp3.000,- sebungkus isi 10 buah, sampai sekarang harga Rp12.000 per bungkusnya. Dengan sepeda dia keliling Kota Bekasi, sampai mangkal di depan Indomaret Kartini dan Alfamart Kartini. Ia terus berjualan sampai malam. Sampai toko tutup, dia masih tetap berdagang otak-otak. Sekarang ia berjual dengan menggunakan sepeda motor Honda Vario.
Semangat berdagang otak-otak ini dia pertahankan demi pendidikan anaknya. Saat ini anaknya sudah lulus dari SMK, jurusan otomotif. Dua tahun yang lalu, ia bersyukur. Begitu anaknya lulus, langsung dapat pekerjaan di Astra Honda Cikarang. Harapannya, semoga anaknya bisa diangkat menjadi karyawan tetap.
Dia berdagang otak-otak dengan berbagai kekurangan dan keterbatasan. Dia tetap bersyukur, melayani pembeli dengan senyuman. Mottonya sederhana saja: "Begitu banyak senyum yang dimulai dengan pembeli". Atau bahasa kerennya, "So many smiles begin with you".
Pedagang otak otak kesukaan Si Hong ini, bernama Mindan. Umur 55 tahun, lahir di Cabang Bulu Bambu Cikarang. Sekarang tinggal di Pangkalan Bambu Kota Bekasi.