Mungkin hampir setiap hari kita buru-buru berangkat ke kantor atau ke sekolah, tapi di tengah jalan malah macet.
Pernahkan kita berharap dengan orang lain untuk membantu tapi dibatalkan? Pernahkan kita sering merencanakan sesuatu untuk mengerjakan ini dan itu esok hari tapi gagal total? Dan masih banyak lagi peristiwa atau hal-hal yang kadang membuat kita marah, jengkel, menggerutu, dan membuat diri kita tidak nyaman.
Pertanyaannya adalah apakah dengan meluapkan kemarahan, kejengkelan dan umpatan masalah dapat diselesaikan? Tentu saja tidak.Â
Kemudian apa yang kita lakukan untuk dapat menerima semua keadaan yang tidak kita inginkan dengan legowo? Tentu jawabannya adalah belajar sabar. "S a b a r" adalah lima huruf yang mudah diucapkan tapi membutuhkan waktu seumur hidup melatihnya untuk menjadi orang yang sabar.
Sering sekali orang mengatakan kata sabar dengan mudah, "Sabar kah... sabar kah..." tapi setelah mengucapkannya malah kata-kata kasar yang keluar.
Ini menunjukkan bahwa menjadi sabar itu bukan hanya di bibir tapi perlu dilatih setiap saat dengan perilaku. Tersebab, apabila kita tidak memiliki kesabaran maka hidup kita tidak tenang atau nyaman.
Kita akan mudah merespon apa yang dilakukan atau diucapkan orang lain. Mudah marah dan emosinya tidak terkendali. Iri hati, cemburu dan semua negativitas akan muncul.
Nah, bagaimana cara melatih kesabaran? Untuk belajar sabar harus dimulai dari pikiran. Tepatnya dengan mulai duduk bermeditasi.
Kok bisa?
Dengan berlatih meditasi kita akan tau bahwa ketika kita duduk bermeditasi dengan komitmen alarm waktu yang telah ditentukan, kita akan belajar sabar menahan kekhawatiran. Seperti, kok alarmnya gak bunyi-bunyi, kok gak selesai-selesai, dan gelisah terus muncul.