Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seni Menyapu Pikiran

27 September 2023   05:55 Diperbarui: 27 September 2023   05:56 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni Menyapu Pikiran (gambar: create.vista.com, diolah pribadi)

Akhir pekan adalah waktu yang dinanti untuk bisa membersihkan lingkungan sekitar rumah. Kegiatan yang sangat menyenangkan adalah menyapu. Ketika menyapu sering terbersit dalam pikiran seperti inikah pikiran kita. kok, setiap hari selalu ada kotoran yang datang. Sekarang sudah dibersihkan, sebentar debu dan kotoran ada lagi. Fenomena ini terus terjadi setiap hari dan jarang disadari. 

Kita sering memikirkan atau hanya memahami pengetahuan yang dalam dan tinggi tetapi kurang memahami hal-hal sederhana yang ada disekitar kita. sesungguhnya kebenaran hakiki itu diperoleh dari tindakan sederhana yang terjadi kemudian menjadi merefleksikan diri.

Apabila rumah atau lingkungan bersih atau rapi maka pikiran, perasaan nyaman dan tenang akan dirasakan oleh penghuninya. Jika rumah kotor atau berantakan maka perasaan juga tidak nyaman, sumpek dan tidak betah tinggal dirumah. Hal ini menjadi boomerang bagi diri sendiri. kondisi rumah sangat menentukan suasana pikiran setiap orang. Demikian juga pikiran kita, apabila penuh dengan kekotoran batin yakni kekhawatiran, nafsu keinginan, pikiran negatif, dan emosi-emosi yang merugikan maka kehidupan kita sehari-hari kita tidak nyaman atau bahagia.

Seni menyapu batin ini dapat digunakan ilustrasi dalam diri bagaimana membersihkan kotoran batin yang terus muncul dan hadir setiap saat. Saat ini kita sedang berusaha memperoleh kedamaian, dengan memberihkan kotoran batin dan mengembangkan keseimbangan dalam batin. Nah bagaimana cara untuk menyapu pikiran setiap hari :

Membangun perilaku positif adalah awal yang baik untuk membersihkan diri dari kebiasaan buruk yang pernah dilakukan sebelumnya. Menumbuhkan perilaku yang tidak merugikan siapapun. Meluangkan waktu untuk merefleksikan diri sendiri dan tindakan kita. mengindenfikasi pikiran negatif atau ketegangan pikiran dan mengatasi akar masalahnya dapat membantu membersihkan batin dari ketidakseimbangan. mengendalikan diri dengan berlatih melakukan moralitas yang luhur. Bersikap sabar pada diri sendiri dan orang lain adalah bagian dari menyapu batin. Menerima kesalahan, memaafkan dapat membersihkan diri dan membuka pintu untuk kebahagiaan.

Tidak kalah pentingnya adalah dengan terus melatih meditasi. Dimana meditasi merupakan cara yang paling efektif untuk membersihkan pikiran dan hati dari kekacauan dan kegelisahan. Pikiran adalah cermin ucapan dan perilaku seseorang. Jika pikiran tidak tenang maka ucapan dan perbuatannya cenderung sembrono demikian sebaliknya. Dengan bermeditasi secara teratur, kita akan mengetahui betapa banyaknya kotoran pikiran yang muncul yang datang dan pergi tanpa diundang. Setiap panca indera kontak dengan obyek apapun langsung berceloteh. Kita akan menyadari khawatir, serakah, takut dan tidak puas menjadi debu yang setiap hari hadir dalam pikiran ini yang harus dibersihkan.

Dengan latihan meditasi kita diajak untuk melihat lebih dalam aktivitas pikiran yang selalu bergejolak dan berubah. Dengan mengamati gejolak pikiran sebagaimana adanya tanpa komentar maka pikiran lambat laun akan lebih tenang dan terkendali. setiap hari kira harus memiliki motivasi diri untuk membersihkan diri dari ketidakanyaman hidup ini menuju hidup yang lebih damai setiap saat.

Seni menyapu pikiran merupakan ilustrasi bagaimana membersihkan pikiran dari hal-hal yang merintangi kebahagiaan dan kedamaian batin selama ini. Dengan menumbuhkan perilaku positif,  dan  melatih meditasi sehingga kita dapat berdamai dengan diri sendiri dan orang lain.

Semoga semua mahkluk berbahagia

**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun