Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Ibu Sayang Kamu, Nak!"

14 Agustus 2023   18:32 Diperbarui: 14 Agustus 2023   18:34 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu sayang kamu, Nak! (gambar: peakpx.com, diolah pribadi)

Nak.... Kamu masih kecil. Itulah kalimat yang sering diucapkan seorang ibu, walaupun anaknya sudah dewasa. Namun, seorang ibu selalu mengganggap anaknya masih anak-anak.

Terkadang seorang anak malah salah paham, dan karena sudah dewasa anak tidak mau diatur seperti anak kecil. Anak akan merasa tidak diberi kesempatan untuk menjadi dewasa dan mandiri.

Ada sebuah pendapat yang pernah saya dengar?

"Sudah sewajarnya seorang Ibu bisa belajar melepas anaknya yang sudah beranjak dewasa. Yang terpenting adalah ibu memberikan pengetahuan moral yang mana telah diajarkan Guru Agung kita Siddhartha Gautama."

Hubungan Ibu dan anak dalam yang sebaiknya dipahami dan akan menjadi suatu pegangan untuk para Ibu dan anak.

Dalam Anguttara Nikaya 5.39. dikatakan dengan menilik lima gagasan, orangtua menghendaki seorang putra terlahir di dalam keluarga. Apakah lima ini:

  • Setelah disokong, ia akan menyokong orangtua.
  • Ia akan melakukan pekerjaan untuk keluarga.
  • Silsilah keluarga atau keturunan akan berkesinambungan.
  • Ia akan mengurus warisan (materi dan nilai) keluarga.
  • Ketika orangtua meninggal dunia, ia akan memberikan persembahan yang mewakili.

Dengan mempertimbangkan gagasan-gagasan ini, tentu semua orang tua akan mengharapkan yang terbaik untuk anaknya dan menginginkan agar anak-anaknya menjadi:

  • Anak yang baik
  • Anak yang mampu bersyukur dan menghargai.
  • Menyokong orangtua
  • Mengingat budi dan jasa Ibu dan ayah di masa lalu.
  • Bermoral dan memiliki keyakinan yang tepat.

Seandainya anak tahu apa yang diharapkan Ibunya adalah demi kebaikan dan kemandirian anak sendiri, pastinya anak akan berterima kasih kepada Ibunya.

Apakah seorang ibu harus memberitahukan kepada anaknya? Bisa iya, bisa tidak. Terkadang orangtua menyampaikannya dalam bentuk input atau nasihat yang positif. Namun, tanpa memberitahu apa maksud dan tujuan, apalagi harapannya.

Kalau tujuan orangtua tidak dipahami oleh anak, disanalah terkadang terjadi mispersepsi yang membuat anak menjadi kurang respon dan merekam nasihat tersebut menjadi suatu perintah.

Nah kalau sudah begini, anak akan enggan untuk melakukan apa yang menurutnya kurang bermanfaat. Apa yang terjadi?

Sebaiknya orang tua mendekat ke anak dan bisa dengan perlahan menjelaskan dan memberitahukan apa yang menjadi pedoman untuk si anak kelak, yakni menjadi anak yang baik dan bijaksana.

Dalam Anguttara Nikaya 4.32 ada empat cara untuk menjaga hubungan baik:

  • Memberi.
  • Memiliki ucapan yang penuh kasih.
  • Berperilaku murah hati.
  • Sikap adil yang tidak membeda-bedakan.

Tentu saja kondisi setiap keluarga berbeda. Namun harus diingat, cara-cara memelihara hubungan baik ini bagaikan gerigi dari roda kereta yang berputar.

Meskipun demikian, yakinlah bahwa cara-cara memelihara hubungan baik seperti ini akan membuat orang-orang bijaksana menghormati mereka.

Selain menjaga hubungan baik, ada hal lain juga yang sangat diperlukan; memeluk anak dan mengatakan: "Ibu sayang kamu Nak!

Mungkin saja ungkapan kata-kata ini sukar diucapkan orang tua, tapi sesungguhnya hal ini sangat penting untuk merekatkan hubungan yang baik antara orangtua dan anak.

Anak butuh kasih sayang. Tidak hanya dengan tindakan, tapi juga dengan ucapan cinta kasih yang tulus dari orangtua.

Kasih sayang yang diberikan dengan tulus akan membuat anak memahami apa arti kasih dan sayang yang sesungguhnya. Anak akan merasa dihargai. Dan bonusnya, ia akan menjaga nama baik keluarga, sekalipun tanpa perintah dan tanpa diminta.

Sering-seringlah mendekati anak Anda dan katakan: "Ibu sayang kamu Nak! Jangan lupa memeluknya dengan ketulusan cinta kasih yang mendalam. Rasakah perubahan yang akan menjadi mujizat dalam hidup Anda.

Selamat mencoba!

Semoga Semua Makhkuk Berbahagia.

**

Jakarta, 15 Agustus 2023
Penulis: Yuliana, Kompasianer Mettasik

Entreprenueur | Dharmaduta | Author

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun