Halo pembaca sekalian di mana pun kalian berada. Semoga kita semua selalu dalam lindungan Triratna ya.
Pada artikel kali ini saya akan mengulik tentang kesabaran. Sebuah ujian yang seringkali saya terima mendadak, dalam situasi yang tidak terduga, dan harus dijalani, suka atau tidak suka.
Di dalam konsep Buddhisme, kesabaran merupakan salah satu bentuk Paramita. Alias kebajikan yang harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Secara harafiah, Paramita yang berasal dari Bahasa Sansekerta sendiri berarti "melintasi ke seberang" atau "melintasi Samudra."
Lebih jauh lagi, dalam tradisi Buddha Mahayana, ada 16 jenis paramita. Sementara dalam mazhab Theavada, ada 10 paramita yang harus dikembangkan. Meskipun berbeda, tapi konsep utamanya tetap mengacu kepada kualitas luhur yang harus dijalani manusia untuk "naik level."
Sebagaimana arti dari Paramita sendiri, yakni kualitas-kualitas yang perlu dikembangkan oleh seorang Buddhis untuk mencapai pencerahan atau terbebas dari penderitaan.
Saya tidak membahas lebih dalam lagi mengenai jenis-jenis Paramita. Sekali lagi artikel ini khusus membahas tentang praktik kesabaran. Bagi saya, kesabaran ini adalah sebuah praktik yang unik. Ia selalu datang setiap saat, di mana pun, dalam kondisi apapun, dan dalam setiap aktivitas yang kita lalui.
Cobalah lihat kondisi kemacetan di jalan, kerewelan di dalam rumah tangga, atau konflik di tempat kerja. Drama yang tersaji seolah-olah tiada pernah ada habisnya untuk menguji kesabaran kita. Terus menerus mengikis, sampai kesabaran kita sudah setipis tisu.
Namun, jangan khwatir sobat. Karena di balik segala prahara, kita juga memiliki kesempatan untuk berbuat baik. Caranya? Tentunya dengan melatih kesabaran kita.
Pernah tidak terbayangkan keuntungan kita melatih kesabaran?
Yes, Melatih kesabaran memiliki banyak keuntungan, baik secara pribadi maupun dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa keuntungan utama melatih kesabaran: