Pak Jambu tidak pernah jago meditasi. Ia selalu kepikiran hal-hal lain ketika mencoba duduk diam. Suatu hari, ia membaca tentang teknik meditasi Ehipassiko yang unik. Teknik ini menyarankan bermeditasi sambil berdiri di atas kepala! Pak Jambu memutuskan untuk mencobanya.
"Astaga, sulit sekali!" keluh Pak Jambu sambil berusaha berdiri di atas kepalanya.
"Tapi ini cara terbuka untuk diperiksa, jadi aku harus tetap mencoba."
Setelah beberapa saat berjuang, akhirnya Pak Jambu bisa berdiri di atas kepala dengan kaki terangkat ke udara. Ia mulai bermeditasi.
"Aneh sekali rasanya, tapi aku bisa lebih fokus." ujarnya. "Rasanya semua beban hilang."
Beberapa menit berlalu, Pak Jambu masih bermeditasi terbalik. Tiba-tiba ia merasakan perubahan.
"Rasanya ada aliran energi!" kata Pak Jambu kaget.
"Semuanya terasa jelas sekarang. Kini Aku mengerti arti keterbukaan!"
Setelah lama bermeditasi terbalik, Pak Jambu turun dengan perasaan tenang.
"Ternyata teknik yang aneh ini membantuku menemukan kesadaran baru." katanya tersenyum.
Pak Jambu pun memutuskan untuk terus mempraktekkan Ehipassiko dengan caranya tersebut. Teknik itu mungkin aneh tetapi membantunya menemukan kebenaran tentang diri sendiri dan keterbukaan.
Dan sejak saat itu, Pak Jambu selalu bermeditasi sambil berdiri di atas kepala. Teknik unik tapi sangat bermanfaat. Ehipassiko ternyata benar, melalui pengalaman langsung kita bisa menemukan kebenaran.
Disklaimer:Â Cerpen tersebut hanyalah sebuah representasi analogi dari prinsip ehipassiko. Secara harfiah, Pak Jambu tentu tidak benar-benar melakukan meditasi berdiri diatas kepala. Namun, cerita tersebut ditulis untuk mewakili filsafat dibalik ehipassiko, yakni prinsip bahwa kebenaran dapat ditemukan melalui pengalaman langsung dan penyelidikan tertib. Prinsip ini penting dalam melanjutkan perjalanan spiritual.
**
Makassar, 24 Mei 2023
Penulis: Enrique Justine Sun, Kompasianer Mettasik
Podcaster | Public Speaker | Author | Dharmaduta | Songwriter
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H