Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Berkah, Bahkan Para Dewa Pun Berselisih Paham

13 Mei 2023   19:09 Diperbarui: 13 Mei 2023   19:05 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ken tersenyum bahagia ketika bayi cantiknya lahir. Sungguh manis akhir dari penantian sepuluh tahun. Berbagai cara pengobatan sudah ditempuh. Bahkan sampai mengusahakan bayi tabung dengan berobat ke Penang, Malaysia. Bagi Ken yang lulusan S3, bekerja sebagai eksekutif dan dosen paruh waktu, kelahiran bayi pertamanya merupakan suatu berkah.

Kath sangat senang dapat menghadiri konser group boyband asal Irlandia, Westlife. Sejak sekolah menengah atas Kath memang penggemar berat Westlife. Kath hafal semua lagu hits andalan Westlife.

“Can’t believe that I’m fool again. I thought this love would never end.” Kath dan pengunjung konser ikut menyanyi bersama Shane Filan.

Seperti Ken dan Kath, masing-masing individu mempunyai pandangan mengenai kebahagiaan. Ada orang yang menganggap berkah kalau melihat sesuatu yang indah dan menyenangkan. Ada orang yang mendengar sesuatu yang merdu merupakan kebahagiaan. Ada pula orang yang bahagia apabila dapat merasakan sesuatu yang enak, mencium wangi atau sentuhan lembut.

Manusia bahkan para dewa berselisih paham mengenai apa itu kebahagiaan yang selalu dicari semua manusia dan dewa. Perdebatan ini terus berlangsung hingga dua belas tahun lamanya. Tidak ada kesepakatan dan penyelesaian. Akhirnya beberapa dewa membawa masalah ini pada Sakka, raja para dewa.

Raja Sakka memutuskan masalah ini dengan meminta pendapat pada Buddha, Sang Maha Tahu. Hanya Buddha yang dapat memberikan jawaban yang benar. Raja Sakka mengutus seorang dewa menghadap Sang Buddha untuk mencari jawaban.

Atas permitaan dewa tersebut Buddha membabarkan Mangala Sutta yang berisi tiga puluh delapan prinsip yang dapat memastikan seseorang mencapai kesuksesan dan memperoleh semua kekayaan dan kemakmuran.

Mangala Sutta mencakup pengembangan dari pengetahuan baru, pengembangan dari ketrampilan baru, pengembangan diri, tanggung jawab keluarga dan tanggung jawab sosial.

Apabila semua prinsip sejalankan dengan teguh seseorang akan menjadi yang terbaik pada semua peran yang di jalankan. Baik sebagai seorang anak, seorang kepala rumah tangga maupun sebagai pemimpin negara. Bahkan menjadi seorang suci.

Berkah dalam buddhisme bukan pemberian makhluk yang adi kuasa atau maha dewa. Kita harus membuat kondisi atau sebab agar kebahagiaan atau berkah terjadi pada diri kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun