Kisah ini berlangsung pada saat perayaan Cap Go Meh. Salah satu rangkaian acara yang paling popular adalah ritual gotong joli (tandu) Toa Pe Kong (replica dewa) yang diarak dari klenteng mengitari rute tertentu dan kembali lagi ke klenteng.
Yang kudengar dari para tetua, kirab itu dilakukan melalui serangkaian acara. Karena konon katanya tidak boleh serampangan. Harus mendapat persetujuan dari para dewa dan dewi yang bersangkutan. Wallahualam.
Sebagaimana yang tertulis dalam lembaran hidupku yang penuh dengan kisah ajaib, kalau tidak dapat dikatakan aneh. Sebagaimana halnya kesempatan untuk dapat turut serta menggotong joli Toa Pek Kong di Bogor. Aku tidak pernah menyangkan bisa sampai mengikuti kirab disana.
Aku lupa tahunnya, yang kuingat pada saat itu Cap Go Meh jatuh pada hari minggu seperti tahun 2023 ini. Sewaktu selesai dana makan pagi di vihara, aku pun bersiap untuk pulang. Lalu, tiba-tiba beberapa teman langsung masuk ke dalam mobilku dan mengajakku ke Bogor. Saat itu, seperti kerbau dicocok hidungnya, aku langsung mengiyakan ajakan mereka. Padahal hari itu hujan rintik-rintik. Biasanya kalau cuaca sudah seperti itu, aku malas berpergian.
Singkat cerita, kami telah sampai di area penyelenggara kirab. Tanpa basa-basi teman-temanku turun dan membiarkanku sibuk mencari parkir. Dongkol.... Sudah pasti. Aku binggung mencari mereka di tengah kerumunan orang banyak. Akhirnya aku memutuskan saja untuk diam di sudut sebuah halaman klenteng atau vihara apalah itu. Boro-boro mau mencari tahu namanya, mencari teman-temanku saja aku malas, karena ramai sekali.
Pada saat kekesalan sedang berkecamuk di benakku, tiba-tiba ada seseorang lelaki yang tidak kukenal menyodorkan kaos; kita panggil saja ia dengan Mr.X. Ia berkata kepadaku, "Ini kaosnya, kamu pakai dobel saja, terus masuk ke barisan depan "
"Maksudnya? "Aku bertanya bak orang bodoh.
Mr. X: "Ya, cepat pakai, terus kamu segera lari ke depan, gotong jolinya. Setelah ada pergantian, kamu langsung ke joli kedua. Begitu seterusnya sampai joli terakhir. Ayo tunggu apa lagi kamu sudah ditunggu dari tadi "
Mr. X memberiku instruksi sambil terus mengatur barisan. Tanpa basa-basi aku langsung mengenakan kaos yang diberikan Mr. X sambil berlari menuju joli terdepan. Dan, seperti sudah diatur. Begitu aku sampai di depan, aku langsung ditarik masuk ke dalam barisan yang sedang mengusung sebuah joli. Aku bahkan tak tahu replica dewa apa yang kugotong. Aku terbawa arus.
Di tengah-tengah perjalanan arak-arakan itu, lamat-lamat kudengar suara seorang kawanku yang bernaman ci Yanti, "Eh itu si Lana kok pakai kaos 'Bangau Putih.' Dari mana dia dapat?"