Aku termangu dalam diam
Anganku melayang ke masa lalu
Saat aku masih bersama
Papa,Mama,dan Saudaraku
Andai roda waktu bisa kuputar
Betapa hatiku ingin kembali
Ke masa penuh bahagia
Bersama orang yang kucintai
Sang bayu berdesir mesra
Menyentuh hingga ke relung hati
Kicau burung terdengar sendu
Seakan mengerti kesedihanku
Rumah yang dulunya ramai
Kini terasa sangat sepi
Hanya foto yang terpajang
Beserta altar sembahyang
Kupasang dupa disertai doa
Komunikasi dengan Beliau
Kukirimkan doa penuh cinta
Semoga bahagia di alam sana
Anicca ketidakkekalan
Engkau adalah tirai bahagiaku
Berpisah di antara dua alam
Dengan orang yang kucintai
Aku hanyalah insan biasa
Kala Anicca datang menyapa
Aku tak bisa sepanjang hidupku
Berkumpul dengan orang kucintai
Semua akan terjadi pada kita
Dalam proses kehidupan
Semua hanya tinggal waktu
Cepat atau lambat akan tiba
Di pusaramu aku bersimpuh
Papa,Mama,dan Saudaraku
Kutabur kembang semerbak
Dengan penuh cinta kasih
Kubacakan bait-bait Paritta
Betapa damainya hatiku
Aku ikhlas menerima semua
Yang terjadi dalam hidupku
Anicca ketidakkekalan
Kupasrahkan roda kehidupanku
Berputar melukis kisah hidupku
Mentalku harus sekuat baja
Sujudku pada Sang Buddha
Sebagai Pegangan Hidupku
Kuat hadapi segala cobaan
Dalam arus kehidupan dunia
**
Kendari,22 Maret 2023
Penulis: Henny Tunggeleng,S.Si.
Aku Membabarkan Dhamma Lewat Goresan Penaku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H