Bubu... Bubu...
Di manakah kau sayang?
Bubu... Buuuu, ayo sini nak
Di sini ada susu hangat yang bisa menghangatkan perutmu di tengah dinginnya hujan.
Oh... sekarang aku mengerti ternyat aku dinamai si Bubu
Kenapa Bubu???
Ku taktau, tapi
Hm ... lumayan terdengar enak di telinga
Perlahan-lahan aku menghampiri manusia yang memanggilku Bubu
Kelihatannya dia bermaksud baik
Tiba-tiba tengkukku dicengkramnya persis seperti ibu mengendongku, lalu dia meletakkanku dipangkuannya
Kuendus tabung yang disodorkan ke mulut mungilku
Hm... yummy tapi terasa keras tidak seperti puting ibuku yang lembut
Aku merasa tidak nyaman
Aku meronta, berusaha melepaskan diri dari cengkramannya
Orang itu tidak mengerti ketidak nyamananku
Dia terus mencekoki susu gurih ke mulut mungilku dengan spuit yang keras
sambil berdendang
Bubu... Bubu kau anak bulu yang lucu dengan wajah ceriwis senang menyeringai dengan mata melotot
Kecil-kecil kamu sudah 'bar-bar'
sekali lompat... hup... sudah naik ke atas meja
Kamu selalu was-was menganggap semua gerakan sebagai serangan
Mungkin kamu kesepian atau ketakutan sehingga kardus dan plastik tak luput dari cakarmu
Kamu lucu menggemaskan dengan mata bulatmu menatap tanpa dosa
Berlari kesana-kemari sambil teriak-teriak minta perhatian
Begitu didekati kau pasang kuda-kuda siap menyerang
Sungguh lucu gayamu.
Apa sebenarnya yang ingin kau katakan Bubu sayang
Mungkinkah kau merasa tidak nyaman karena demammu
Diberi obat tapi kau tolak
Kudekap untuk menghilangkan resah gelisahmu tapi
Engkau meronta, melepaskan diri dan berlari ke pojok sempit tak mau didekati
Namun begitu aku bergegas masuk rumah dengan lincah kau ikuti
Maafkan aku Bubu, aku tidak dapat mengajakmu masuk ke dalam rumah
Sekarang sudah malam tidurlah, besok pagi akan kusiapkan lagi susu hangat pengisi perut
**