Kedua, indra pendengar (telinga) yang selama ini saya gunakan untuk mendengar lagu-lagu pop, mendengar pujian dari orang, dan lain-lain yang enak didengar, saya gantikan dengan mendengar wejangan dari Bhante dan Dhamma talks yang bisa meningkatkan keyakinan kita kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha.
Ketiga, indra penglihat (mata) yang dulunya saya gunakan untuk melihat cowok-cowok tampan, he he he, barang-barang yang bagus, menonton film, membaca novel, dan lain-lain, saya alihkan untuk membaca buku-buku yang berisi tentang ajaran Sang Buddha (dhamma). Jadi kita konsentrasikan kepada penelaahan dhamma/dhamma vicaya.
Keempat, indra pengecap (mulut) yang sering saya gunakan untuk menikmati makanan lezat, minuman segar, bernyanyi, bergosip ria, dan lain-lain, saya ganti fungsinya dengan cara mengubah pola makan yang menunya lebih banyak sayur-sayuran dan buah-buahan segar, meminum jus sayur-sayuran mentah, membaca paritta, dan sebagainya.
Sebenarnya ada satu hal lagi yang ingin saya lakukan, tetapi saya sangsi apakah ada yang bersedia menerimanya? Apakah itu? Saya ingin memberikan senyuman terindah kepada siapapun yang bersedia menerimanya.
Bersediakah Anda? He he he ...
Terima kasih saya ucapkan kepada siapapun yang bersedia menerima senyuman terindah dari saya.
Nah, bukankah lebih baik bila kita menggunakan indra kita untuk mengikis keinginan duniawi yang menyebabkan kemelekatan demi tercapainya  kebahagiaan tertinggi?
Selamat mencoba!
**
Medan, 28 November 2022
Penulis: Tania Salim, Kompasianer Mettasik
Be Grateful! Be Happy! Be Strong!