Lebih Komunikatif: Menulis membuat kita berlatih berkomunikasi dengan lebih jernih, lebih lancar dan lebih runut. Tentu saja kemampuan ini akan sangat bermafaat dalam kehidupan sehari-hari, di rumah, di sekolah, di tempat kerja atau dimanapun juga.
Logis: walaupun cerita bisa begitu fantastis tetapi cerita itu harus logis, kenyataan bahwa hidup kadang-kadang tidak logis, tetapi orang-orang akan lebih menyukai cerita yang logis. Logika cerita adalah hal utama yang harus dijunjung tinggi oleh seorang penulis.
Sistematis: Cerita hanya bisa dipahami kalau sistematis. Kalau cerita itu melompat-lompat, tidak sistematis, maka  akan sangat sulit dicerna, dan tidak bisa dibagikan. Kalau sudah demikian maka cerita itu akan kehilangan 'value' nya. Menulis mengajarkan kita untuk sistematik dalam cara berpikir.
Efektif: Efektivitas dalam menyusun kalimat untuk menyampaikan gagasan utama/pesan tidak mengharuskan kita menulis dalam kalimat-kalimat panjang, atau kosa kata yang berbunga-bunga. Gunakan kalimat yang ringkas, mudah dipahami untuk menyampaikan gagasan, inilah maksud dari efektif disini.
Efisien: sebuah ide yang cukup disampaikan dalam narasi yang pendek tidak perlu dipanjang-panjangkan. Manfaat menulis, membuat kita efektif juga efisien dalam menjalankan kehidupan.
Imajinatif: Imajinasi disini mengacu kearah kreatifitas. Membantu kita mengembangkan ide atau gagasan yang ada didalam benak kita.
Menulis itu susah
- Butuh komitmen untuk menyelesaikan sebuah tulisan sampai tuntas.
- Kemampuan menulis yang baik itu penting (menulis yang baik bisa dipelajari)
- Tulisan yang bagus: Harus memikat dan mengikat
- Apa yg dipikat? Atensi kita, perhatian kita dari awal sampai akhir
- Apa yang diikat? Kepedulian. Kepedulian inilah yang akan mengikat seseorang untuk membaca sampai tuntas.
Hidupkan tulisan
Rencanakan dan petakan: Menulis itu seni. Rencanakan berapa halaman tulisan ini nantinya, kemudian buat kerangka cerita, dan lakukan risert yang diperlukan.
Memiliki pembuka yang kuat:Â Dalam pembukaan terlihat jelas kemampuan si penulis, maka beri perhatian ekstra untuk pembuka, luangkan waktu untuk mempersiapkan pembuka semenarik mungkin, dalam pembuka beri perhatian penuh pada paragraph pertama, lalu di kalimat pertama pada paragraph pertama tersebut.
Tunjukan emosi: Pemaparan emosi dalam bentuk deskripsi, bisa juga menggambarkan dengan potret, yang menunjukan emosi terkait. Misalnya alih-alih menyodorkan data tentang kurangnya sumber air bersih di suatu daerah, akan lebih melibatkan emosi apabila di gambarkan, misalnya "di terik matahari seorang anak dengan wajah letih dan kotor membawa ember, berjalan sangat jauh menuju ke mata air, untuk mengambil seember air yang dibutuhkan keluarganya."
Bingkai dalam adegan: Alih-alih sekadar mengatakan Si A bersedih, jauh lebih menarik  kalau digambarkan bahwa pada saat itu si A, memalingkan wajahnya dengan mata berkaca-kaca sambil menggenggam  bukunya erat-erat dan tangannya bergetar hebat, untuk menyembunyikan kesedihan yang selama ini membebaninya.
Variasi kalimat:Â kata itu adalah peluru bagi penulis. Kosa kata yang kaya tidaklah cukup, gunakan variasi kalimat-kalimat panjang dengan kalimat pendek atau kalimat majemuk. Jangan monoton.