Alkisah pada suatu masa yang sangat lama sekali, para katak bisa berkata-kata seperti layaknya manusia sekarang.
Sekelompok Katak Sawah dengan suara tinggi dan menahan tawa: "Mana mungkin katak tinggal di pohon, bisa memanjat pohon, bertelur di pohon. Pembual besar".
Kelompok Katak Pohon dengan penuh emosi menjawab: "Dasar Katak Sawah yang bodoh. Kalau katak ya, tinggal di pohon. Kamu sendiri yang pembual besar, mana ada katak bertelur di air, pasti hanyut di terbawa arus, lagi pula mana ada katak hidup di air seumur hidup".
Katak Pohon dan Katak Sawah berpisah dengan wajah penuh kekesalan dan kemarahan. Masing-masing berpikir bahwa katak jenisnya yang paling murni dan paling sejati, katak lainnya telah melakukan pencemaran bangsa Katak.
Katak Pohon berpikir kalau Katak Sawah adalah katak bodoh yang suka pembual, mencemarkan kemurnian bangsa Katak, mereka harus diajarkan agar mengerti bahwa hidup yang benar adalah di pohon. Jika mereka tidak hidup di pohon, maka jenis katak sawah akan punah terbawa banjir, kemurnian bangsa katak menjadi hancur.
Sebaliknya Katak Sawah berpikir bahwa Katak Pohon adalah katak pembual besar, telah mencemarkan kemurnian bangsa Katak. Mana ada Katak hidup di pohon. Katak pohon harus dicuci otaknya agar tidak menjadi pembual, membuat malu bangsa Katak, tidak mencemari kemurnian bangsa Katak.
Masing-masing kelompok katak-katak tadi pulang ke kampungnya dan menceritakan perdebatan mereka, bangsa Katak Sawah sepakat untuk mencuci otak bangsa Katak Pohon demi kemurnian bangsa Katak Sawah, agar tidak mempermalukan, menghancurkan Bangsa Katak Sawah. Katak Pohon juga bersepakat untuk menyelamatkan kemurnian Bangsa Katak.
Masing-masing bangsa katak menyusun rencana, mempersiapkan pasukan untuk melaksanakan rencana besar mereka.
Selanjutnya peperangan dimulai dengan tujuan masing-masing yang berpikir diri mereka yang paling benar, paling murni dan yang lain salah.
Pertempuran terjadi di rumah makan, di sosial media, di group chatting, di kantor, di rumah, suami istri, semua bertempur karena diri merekalah yang paling benar. Katak sawah ingin mencuci otak katak pohon yang suka membual, katak pohon ingin menyelamatkan katak sawah dari kepunahan.