Perasaan negatif membuat kita sukar untuk menepis rasa iri melihat kesuksesan dan kebahagiaan orang lain, apalagi turut berbahagia alih-alih kita malah membencinya. Hingga terkadang menjadikan fitnah keji yang akan menambah tumpukan karma buruk.
Pada intinya, rasa bahagia itu adalah kondisi disaat hati dan pikiran kita dipenuhi oleh kepuasan dan kesenangan dengan rasa syukur yang mendalam. Kita harus benar-benar penuh kesadaran dalam mengenali perasaan kita sendiri agar dimanapun kita berada hati kita selalu senang, tenang dan damai penuh kasih sayang, jika perasaan kita sudah seperti itu berarti kita telah hidup dalam dunia surgawi.
Meskipun demikian, tetaplah sadar bahwa kebahagiaan pun tidak kekal abadi.
Namun, janganlah putus asa. Isilah terus perasaan kita dengan penuh kasih sayang terhadap semua mahkluk, semoga semua makhluk berbahagia.
**
Jakarta, 02.11.2022
Penulis: Sumana Devi, Kompasianer Mettasik
Hidup Harus Penuh Sati, Setiap Saat Diamati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H