Harun memutuskan untuk membuka usaha sendiri, menjual mie pangsit. Waktu terus berlalu, Harun menjalani kehidupannya dengan penghasilan yang pas-pasan, mie pangsitnya tidak begitu istimewa.
Suatu hari ketika Harun hendak berbelanja, dia ditabrak mobil dan kecelakaan ini membawa perubahan yang drastis pada dirinya. Setelah bangun dari koma yang dia alami selama lebih kurang 3 minggu, Harun benar-benar shock dengan kondisinya dimana satu kakinya cacat dan salah satu matanya buta. Dia mengalami depresi berat, putus asa dan hal ini mengakibatkan kondisinya semakin parah setelah dia mengalami stroke.
Orang-orang disekitarnya baru menyadari bahwa Harun ternyata hidup sendiri, tanpa keluarga. Maka beberapa teman Harun bersepakat memasukkannya ke rumah jompo.
Apa makna cerita tersebut? Kecerdasan otak/intelektual saja tidak cukup untuk membuat seseorang mencapai kesuksesan, walaupun tak bisa kita pungkiri, otak adalah karunia paling hebat yang diberikan Tuhan kepada kita, umat manusia.
Otak dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu:
Otak kiri yang berfungsi untuk menghafal/mengingat, berhitung/logika dan berbahasa. Dan sifatnya menyimpan memori dalam jangka waktu pendek
Otak kanan berfungsi untuk melakukan aktifitas, imajinasi, kreasi dan inovasi. Bersifat menyimpan memori dalam jangka waktu panjang.
Kecerdasan otak erat hubungannya dengan kemampuan kognitif, secara intelektual  bisa diukur melalui soal-soal psikotes yang biasa kita sebut IQ (Intellectual Quotient).
Apakah IQ tinggi menjamin keberhasilan seseorang?
Menurut Daniel Goleman (Dalam Dwi Sunar P. 2010;14) menyatakan bahwa kontribusi IQ dalam keberhasilan seseorang hanya sekitar 20% dan sisanya 80% ditentukan oleh faktor oleh faktor kecerdasan emosional.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, dan bereaksi serta mengontrol emosi dirinya terhadap orang lain dan lingkungannya.