Jalanku semakin sempit
Waktu ku kian pendek
Dimana masa lalu
Kemana yang akan datang
Semua bias, bagai embun pagi
Hilang tersinari Sang Mentari menyingsing
Aku selalu mencari jalan
Aku selalu lupa arah kutuju
Berbalik pada napsu amarah yang kian berkobar
Terbebani pada kemelekatan yang tak juga lepas
Hanya Ego ku yang berkuasa, sadar ku tak berdaya
Terbenam tenggelam pada kala larah apa daya
Masa berlalu, Cuma ku kejar kenikmatan semu
Lupa mencari sejati-ku, walau sejengkal di dalam diri
Berkejar waktu yang terbebani hanya batin dan materi
Menata tempat dan batas waktu, mana yang kupilih
Tetapi aku pun sungguh tiada
Terasa bagai berpijak di tali yang rapuh
Cuma pilihan kembali pada hukum yang abadi
Nyata bukan wujud namun nampak
Yang terwujud cuma fatamorgana, ilusi
**
Jakarta, 29 Agustus 2022
Penulis: Edy Sudirman, Kompasianer Mettasik
Konsultan Keuangan | Aktivis Buddhis | Praktisi Meditasi | Penikmat Literasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H