"Karena kamu baik", jawab Elvi kepada Hendra. Elvi cantik seperti salah satu anggota Blackpink, Hendra tinggi, kurus, rambutnya ikal berantakan, wajahnya berhiaskan bekas jerawat.
Mereka bertemu di sebuah kegiatan wihara, kemudian menjalin hubungan 'dekat'. Beberapa teman yang melihat mereka bersama heran bagaimana mungkin wanita secantik Elvi mau bersama Hendra.
Mereka tidak melihat kualitas diri Hendra sebagaimana yang Elvi lihat. "Karena kamu baik," jawab Elvi saat Hendra bertanya mengapa dia bersedia menjalin hubungan dekat dengannya.
Klise? Tidak.
Kebaikan dengan ketulusan meluluhkan hati yang keras.
Baik saja kan tidak cukup!
Setuju. Namun, kebaikan membukakan pintu-pintu kesempatan emas sehingga kemampuan mendapatkan atensi.
Anda mungkin pernah mendengar kisah George C. Bolt, seorang pengelola hotel kecil di Philadelphia yang memberikan kamarnya untuk anggota keluarga Astor dan anaknya yang sedang sakit.
Setelah anak tersebut sembuh, anggota keluarga tersebut memengaruhi Astor agar Bolt ditunjuk sebagai manajer untuk hotel baru, yaitu The Waldorf Astoria di New York. Kisah ini, dan kisah-kisah nyata yang tak terhitung dan tertulis lainnya membuktikan kebaikan membukan pintu emas kesempatan bagi kemampuan agar mendapatkan atensi.
Buah manis yang dirasakan Bolt adalah hasil dari kebaikan dengan ketulusan. Dia tidak kenal siapa tamunya pada malam itu. Dia hanya tergerak untuk membantu sesama manusia yang sedang membutuhkan.
Meminjam kalimat iklan Nike, dia hanya "just do it". Tanpa embel-embel, tanpa harapan, tanpa keinginan untuk mendapatkan sesuatu dari mereka. Belajar dari Bolt, berbuat baik karena itu sepatutnya dilakukan. Tak perlu bertanya Anda akan mendapatkan apa. Sebaliknya, tanyakan saya dapat memberikan apa.