Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Melihat Masa Lampau dan Masa Depan dengan Kebajikan

30 Juli 2022   18:51 Diperbarui: 30 Juli 2022   19:00 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun banyak yang tidak percaya dengan ramalan, tapi membahas topik yang satu ini selalu bikin penasaran. Apalagi menjelang tahun baru, para ahli Fengshui hingga paranormal tiba-tiba saja lebih ramai daripada tempat praktik dokter.

Iya, semua orang ingin melihat nasibnya. Seperti apakah gerangan diriku di masa depan? Dan kias apa yang bisa kulakukan atas kesalahan yang pernah kuperbuat di masa lalu?

Sepertinya, masa lalu dan masa depan adalah dua dimensi waktu yang lebih menarik dari masa kini. Konon jika seseorang memiliki kemampuan berkunjung ke sana maka ia akan mampu untuk mengubah nasibnya.

Lalu apakah benar demikian? Mari kita ulik dari perspektif Buddhisme.

Ajaran Buddha meyakini adanya proses reinkarnasi (tumimbal lahir). Disebutkan jika jiwa yang belum mencapai pencerahan (seperti Sang Buddha), ia akan terus menerus berputar di dalam roda samsara.

Dengan demikian maka ia akan terus menerus memetik hasil buah karma perbuatannya, sembari terus menerus memproduksi karma baru melalui pikiran, ucapan, dan tindakan.

Karma memiliki sebuah prinsip yang sangat sederhana, apa yang ditanam, itulah yang dituai. Kondisi yang menyenangkan adalah hasil dari berbuahnya karma baik. Sementara jika seseorang sedang mengalami kesusahan, seringkali disebutkan bahwa karma buruknya sedang berbuah.

Pertanyaannya, karma buruk yang mana?

Ini adalah pertanyaan yang sulit dijawab. Perbuatan buruk yang kita lakukan seringkali terlupakan, menguap begitu saja bak air yang mendidih. Terlalu banyak untuk diingat kembali.

Apalagi bila buah karma buruk yang sedang kita panen, ternyata berasal dari masa lalu -- atau masa sebelum kelahiran kita saat ini. Tentu batasan kesadaran kita tidak akan pernah bisa mendeteksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun