Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Alam Menari, Menatap Kepergian Sang Kekasih

13 Juni 2022   19:39 Diperbarui: 13 Juni 2022   19:40 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alam Menari, Menatap Kepergian Sang Kekasih (gambar: society6.com, diolah pribadi)

Tetesan Hujan membasahi bumi
Gemeresik mengusik mimpi malam hari
Pagi muram berselimut sepi
Gerimis kecil melukiskan perihnya hati
Seolah tangisan Ibu Pertiwi yang tiada henti

Kuintip relung dalam nurani
Disana ada sepotong hati luka tersakiti
Menggelepar dalam perih nan hakiki
Seakan takkan ada lagi
hangatnya sinar mentari
Terkukung oleh ego yang terpatri

Indahnya pelangi tak ternikmati
Karena terlalu cepat pergi
Seharusnya dukkhapun dapat terlenyapi, terusir pergi
tidak disimpan bagikan mustika abadi terbawa mati

Senyapnya batin yang letih
Menata kehidupan tertatih
Detak jantungpun merintih
Menatap kosong kepergian sang kekasih

**

Jakarta, 13 Juni 2022
Penulis: Sumana Devi untuk Grup Penulis Mettasik

dokpri, mettasik, sumana devi
dokpri, mettasik, sumana devi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun