Ketika aku lahir di dunia
Katanya aku membawa kebahagiaan
Karena aku membuat mama yang terbaring menangis bahagia
Juga tawa sumringah papa dan keluarga besar di kamar depan
Ketika aku bertambah usia
Katanya aku membawa kebahagiaan dan kejengkelan
Karena tingkah polah balita yang jenaka
Tapi juga kenakalan yang menyeruak dalam keseharian
Ketika aku beranjak remaja
Kuingat betapa aku membawa banyak masalah
Mulai dari berkelahi dengan teman di saat senja
Hingga kekesalan dan kemarahan orang tua karena selalu berulah
Ketika umur dan pikiranku bertambah dewasa
Kusadar bahwa aku tak bisa merubah waktu yang berlalu
Tersentak hati dan pikiran ini saat mendengar Dhamma
Bahwa ada kelahiran pasti juga ada kematian yang menunggu
Jadi.....
Untuk apa aku lahir?
Apakah aku lahir hanya untuk mati?
Ataukah aku lahir untuk menjadi orang yang terbaik hingga saat terakhir?
Bodhisatva Sidharta lahir di bumi ini
Beliau mengatakan ini kelahirannya yang terakhir
Pencapaian Penerangan Sempurna menjadi inti
Perwujudan kasih sayangnya kepada semua mahluk yang terlahir
Ternyata......
Aku lahir untuk menjadi manusia yang berpikiran luhur
Karena manusia berasal dari kata mano (pikiran) dan ussa (luhur)
Aku tak mau hidup ini menjadi sia-sia dan terbuang percuma
Aku bertekad (aditthana) untuk mengisi kelahiran saat ini dengan kebaikan
Untuk diriku sendiri maupun mahluk lain di seluruh semesta alam ini
Sampai nanti diriku dijemput sang Raja Kematian
Mudah-mudahan kebahagiaan selalu menyertai di setiap alam
hingga tercapai kebahagiaan abadi
** Â Â Â Â Â Â
Tangerang, 4 Juni 2022
Penulis: Sima Budy untuk Grup Penulis Mettasik                                        Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H