Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Lihatlah, Betapa Dekatnya Kita dengan Kematian

22 Mei 2022   08:38 Diperbarui: 22 Mei 2022   08:44 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri, mettasik, chuang bali

Kehidupan dapat diibaratkan sebagai suatu rangkaian sinambung yang setiap ujungnya saling tersambung melalui kutub-kutub berbeda, seperti kutub magnet yang akan melekat dan tersambung hanya ketika saling berbeda satu dengan lainnya.

Jika kita mampu melihat dari perspektif ini, kita akan melihat bahwa kehidupan tersambung dan berdampingan dengan kematian sebagai lawan kutubnya, perolehan berdampingan dengan kehilangan, suka dan duka akan selalu seiring.

Betapa dekatnya kita dengan kematian, setiap tarikan napas bisa menjadi hembusan yang terakhir kapan pun dan di mana pun. Kepemilikan kita menjadi sebatas hanya "kepemilikan" (dalam tanda kutip), karena setiap saat segalanya bisa saja lenyap menjadi kehilangan sebagai satu rangkaian sinambungnya.

Betapa dekat kita dengan kematian.

Ketika di sini muncul kehidupan baru, pada saat yang sama di tempat lain telah terjadi kematian. Dan sebaliknya, saat di sini kematian terjadi, di suatu tempat, suatu alam entah di mana, sebuah kehidupan baru telah muncul.

Betapa getasnya kehidupan, fana dan tanpa kuasa untuk mengendalikannya. Menyadari sifatnya yang rapuh ini, yang hanya setarikan napas saja panjanngya, kita menjadi paham betapa bodohnya melekat dan berpandangan picik bahwa hidup ini adalah AKU, MILIKKU, KUASAKU. Dan jika mampu tiba pada titik kesadaran ini, kita akan memiliki sikap yang lebih netral dan ringan dalam menghadapi kehidupan.

Apa pun itu.

**

Denpasar, 22 Mei 2022
Penulis: Chuang Bali untuk Grup Penulis Mettasik

dokpri, mettasik, chuang bali
dokpri, mettasik, chuang bali

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun