Dengan demikian, frasa "Namo Buddhaya" bukanlah doa atau pengharapan baik yang ditujukan kepada orang yang ditemui. Jadi "Namo Buddhaya" memiliki perbedaan dengan salam dari sebagian agama lain di Indonesia yang berisi doa atau harapan kebaikan kepada orang lain.
Jika ditelusuri, frasa "Namo Buddhaya" tidak terdapat dalam Tipitaka/Tripitaka (kitab suci agama Buddha). Frasa ini hanya disebut dalam kitab penjelasan tata bahasa Pali (Saddanitippakarana) yang disusun di Srilanka kira-kira seribu tahun yang lalu.
Dalam kitab Saddanitippakarana tersebut, ditemukan syair sebagai berikut:
"Namo buddhaya buddhassa (Terpujilah Buddha). Namo dhammaya dhammino (Terpujilah Dhamma). Namo sanghaya sanghassa (Terpujilah Sangha). Namokarena sotthi me (Dengan pujian ini, keselamatan atau kesejahteraan datang padaku)."
Sesuai dengan kesepakatan Sangha Theravada Indonesia (STI) di Balikpapan tertanggal 19 Juni 2015, frasa "Namo Buddhaya" setara dengan frasa "Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa", "Namatthu Buddhassa", "Namo Ratanattayya", dan beberapa lainnya.
Frasa-frasa tersebut umumnya digunakan pada waktu seseorang akan menyampaikan uraian berciri keagamaan, berpidato, atau menyatakan ungkapan hati dengan penuh kesungguhan, misalnya sewaktu bertekad dan bersumpah.
Sesuai dengan kesepakatan STI di tempat dan waktu yang sama, salam buddhis yang dapat digunakan untuk ditujukan kepada sesama buddhis adalah "Buddhanubhavena Sotthi Hotu". Â Arti dari frasa tersebut adalah "Dengan kekuatan nilai-nilai luhur Buddha, semoga kesejahteraan ada pada Anda/-sekalian".
Selanjutnya, STI juga menyepakati bahwa frasa "Buddhanubhavena Sotthi Hotu" dapat disingkat menjadi "Sotthi Hotu". Arti frasa yang lebih singkat ini adalah "Semoga kesejahteraan ada pada Anda/-sekalian".
Frasa "Sotthi Hotu" juga bisa digunakan sebagai salam umum yang ditujukan kepada masyarakat umum atau khalayak ramai. Hal ini dikarenakan artinya yang bisa berlaku juga kepada orang banyak meski berbeda agama (mendoakan agar mereka semuanya mendapatkan kesejahteraan).
Adapun jika ditujukan kepada seseorang/orang-orang yang dituakan atau dihormat, salam buddhis (ditujukan kepada sesama buddhis) sekaligus salam umum (ditujukan kepada masyarakat umum atau khalayak ramai) yang dapat digunakan adalah "Namaste". Kata ini berarti "penghormatan (saya/kami) kepada Anda/-sekalian".
Oleh karenanya, mulai sekarang jangan salah kaprah lagi menyapa sesama buddhis yang ditemui dengan mengucapkan "Namo Buddhaya". Yang tepat seharusnya adalah "Sotthi Hotu".