Masih ingatkah dengan si penderita kanker nasofaring yang bertahan hidup melalui kebajikan? He he he...
Baca juga: Mengidap Kanker Nasofaring, Bertahan Hidup Melalui Kebajikan
Kali ini kuingin berbagi dengan pembaca mengenai Metta. Tapi, bukan si Metta anak gadis tetangga yang manis itu ya. Bukan pula cinta antara dua insan yang berlainan jenis, melainkan Metta dalam arti cinta kasih universal.
Pernahkah anda mengalami suatu hari yang penuh dengan metta? Tertarik? Silahkan dicoba!
Suatu pagi yang membawa berkah, kumulai dengan membaca paritta di grup CPS (Chanting Pagi Sore) secara online. Mendengarkan wejangan dari Bhante yang menyejukkan hati, menambah kebijaksanaan, dan sebagai pedoman hidup sesuai dengan Dhamma.
Menanam 'bibit kebahagiaan' (metta, karuna, mudita, dan upekkha) ke dalam diri kita, dan mengembangkan empat sifat luhur ini dalam menjalani hidup dengan berbuat kebajikan. Pancarkan metta ke segala penjuru dan ke semua makhluk.
Melakukan meditasi metta sehingga kita bisa berpikir, bertutur kata, dan berperilaku yang baik kepada semua makhluk. Dengan demikian kita bisa membawa kebahagiaan, kedamaian, dan kesejahteraan bagi semua makhluk.
Selesai mengikuti chanting pagi, aku ingin segera memancarkan metta kepada makhluk yang membutuhkannya.
"Siapakah yang beruntung mendapatkan hadiah pertama berupa metta dariku pada hari ini?" pikirku dalam hati sambil mataku jelalatan kesana-kemari mencari korban.
Dan ternyata ... hadiah pertamaku jatuh pada seekor kumbang yang sedang berjuang untuk berbalik badan agar dia bisa berjalan kembali. Segera kuambil sapu dan kubalikkan badannya agar dia bisa bebas bergerak. Aha! Sungguh berbahagia dapat membantunya biarpun hanya bantuan kecil untuk seekor kumbang.