Beristirahatlah dengan tenang sahabatku sayang
Gundah gulanamu kau bawa dalam diamnya nyala api yang membakar sisa tubuhmu
Tak ada lagi kudengar tangisan-tangisanmu
Tak ada lagi keluh kesah yang kau curahkan padaku
Tak kan pernah lagi kudengar tawamu dalam tangis
Engkau bisa tertawa ditengah isak tangismu
Karena menurutmu aku bisa menghiburmu walaupun aku sedang marah
Tak kusangka percakapan kita pada tanggal 15 maret yang lalu adalah yang terakhir kali
Seharusnya aku bisa membaca isyaratmu
Engkau katakan engkau ingin istirahat, mengantuk dan ingin tidur padahal masih siang hari
Ya ternyata engkau tidur panjang
Engkau
hilang tanpa pesan
Janjimu untuk menemuiku di bulan juni nanti ternyata bukan di alam ini
Selamat jalan sayang, semoga dikehidupan yang akan datang kita bisa bertemu lagi, kita isi hari-hari kita dengan bibir yang selalu dihiasi tawa ria