Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perlukah Menambah Sakit di Saat Diri Sedang Sakit?

23 Maret 2022   05:15 Diperbarui: 23 Maret 2022   16:26 1077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perlukah menambahkan sakit disaat fisik anda sakit? (sumber: marca.com, diolah pribadi)

Beberapa minggu lalu saya kena covid. Meski demikian, saya berusaha tetap kuat. Saya selalu ingat Sang Guru berkata "ketika rumah kebanjiran, cukup rumah saja yg kebanjiran, badan dan pikirannya tidak perlu ikut!!!"

Tapi, semua goyah saat seorang sahabat memberi perhatian berlebihan. Ia bermaksud baik tentunya. Tapi, pertanyaan "Kok bisa?" seakan menjadi sebuah kabar buruk bagiku.

Saya paham jika sahabat yang perhatian ini benar-benar tulus. Ia memberikan semua informasi detail tentang Covid. Seharusnya senang donk, tapi itu malah membuat mental saya down. Kenapa?

Karena ia selalu mengulangi pertanyaan-pertanyaan, "Kok bisa?"

Saya bilang ke sahabatku, "tenang saja, ini saya ngak apa-apa kok, saya cuman kecapean. Hajar vitamin dan istirahat pasti sembuh, apalagi saya suka meditasi."

Kekuatiran sahabatku membuatku down sekali. "Tidak bisa! kamu harus berobat, ini bahaya!! ingat si A tadinya baik-baik, sekarang masuk ICU. Bla.. Bla... Bla..."

Habis chating sama sahabatku itu, saya sempat menitikan air mata. Batinku yang tadinya begitu tenang, seketika bagai dihajar badai.

Untungnya ada ajakan teman untuk ikut kelas meditasi daring. Tepatnya kelas meditasi metta (cinta kasih). Jadilah, kupergunakan momen itu untuk memproses batinku yang begitu kacau.

Semuanya begitu damai. Ada "kepasrahan" yang membuat diriku tenang. Rasa tenang yang berasal dari cinta kasihku kepada seluruh mahluk. Terpencar luas dari dalam diriku.

Rasanya seperti begini, "andaikan rasa sakit yang ku derita ini adalah pengganti dari orang-orang yang saya sayangi, saya ikhlas, tanpa kebencian, tanpa hambatan, tanpa rintangan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun