Dengan langkah gontai, Rara menghempaskan badannya di sofa. "Ouch sakit!" seraya mengelus bokongnya cepat-cepat. Sofa yang ia duduki ternyata sudah amblas, busanya tipis.
"Emang apes banget gw hari ini," Rara bersungut sambil mengambil handphone yang berbunyi dari tasnya.
"Raa, dimana loe?" Â Suara lengkingan Miya terdengar pada detik pertama Rara memencet tombol hijau di handphone.
"Gw lagi nunggu taksi di lobby kantor. Elo uda selesai gym?"
"Udah nih, kalau elo sampe duluan pesenin curry udon, Ra"
"Ok Mi." Dengan lesu Rara menutup percakapan mereka. Makan malam enak adalah hal yang ia butuhkan saat ini.
Malam itu restoran Jepang langganan mereka tidak terlalu ramai. Rara memilih meja di pinggir jendela. Ia melihat keluar, lampu malam memancarkan cahaya yang temaram. Menambah rasa sendu di diri.
"Ra, hai!" Miya datang, memeluk Rara hangat.
"Udon elo uda gw pesenin" Rara merespon pelukan Miya.
"Wihh kenapa nih Rara, lemes bener lo. Had a bad day at office?" Sambil meletakkan tas gym-nya di lantai, Miya menarik bangku kosong di hadapan Rara.