Hingga akhirnya air dalam botol sisa sedikit. Hanya cukup untuk sekali kuluman lagi.
"Ini adalah kesempatan terakhir," demikian sang istri berpikir. Ia pun bertekad untuk mencapai keberhasilan.
Pada hari itu, rekor kuluman menjadi yang terlama bagi sang istri. Sang suami tidak berhenti mengomel. Ia terus meluapkan emosi dengan waktu yang sangat panjang.
Tetapi, sang istri tidak mau menyerah. Ia terus berkonsentrasi agar air dalam mulutnya tidak dimuntahkan.
Tapi alih-alih mengharapkan agar suaminya berhenti, tiba-tiba sang istri tersadar. Apalah gunanya membalas omelan suaminya, karena Itu hanya akan menjadi pertengkaran yang tak berkesudahan.
Pada saat yang sama, sang suami juga menyadari perubahan sang istri. Tidak ada lagi balasan seperti yang biasa dilakukan.
Ia pun terhenyak. Ternyata selama ini ia salah. Mengomel tiada gunanya, menyalahkan istrinya hanyalah tindakan sia-sia.
Akhirnya sang suami pun meminta maaf. Sang istri yang juga sadar akan kesalahannya, langsung memeluk suaminya dan meminta maaf juga.
Malam itu adalah akhir dari sebuah episode. Keduanya sadar bahwa sesungguhnya pertengkaran, kata-kata yang kasar, tajam dan menusuk hanyalah sia-sia dan berbahaya bagi diri sendiri maupun kepada pihak lainnya.
Pasangan suami istri ini lalu sepakat untuk tidak bertengkar lagi. Mereka juga bersepakat untuk berterima kasih kepada ibu tetangga mereka yang telah membantu menyadarkan mereka.
Ternyata "air mantra" benar-benar bekerja. Bukan karena unsur magis, tetapi dalam bentuk kesadaran. Jauh lebih ampuh dari yang diharapkan.