Suatu ketika ada sepasang suami istri yang baru saja menikah. Mereka saling mencintai. Kendati sering bertengkar hanya karena masalah sepele.
Sang suami adalah tipe sumbu pendek. Ketika pulang kerja dan melihat rumah tidak rapi, meledaklah emosinya. Sang istri tipe tidak mau kalah. Tidak mau disalahkan, letupan amarah sang suami juga dibalas dengan pertengkaran.
Begitu pula saat makanan yang disiapkan oleh sang istri tidak berkenan. Sang suami mengeluh tidak enak, sang istri tidak akan terima. Keluhan suaminya dibalas dengan gerutu yang berkepanjangan.
Tidak selamanya sang suami yang memulai pertengkaran. Terkadang sang istri juga tanpa sadar menyulut amarah. Seperti ketika suaminya telat pulang kerja. Sang istri tidak senang dan jadilah hari mereka dipenuhi dengan amarah dan argumentasi.
Begitulah kisah kedua pasangan ini. Saling mencintai, tetapi selalu bertengkar.
**
Ada seorang ibu yang tinggal di rumah sebelah. Beliau tinggal seorang diri, karena suaminya telah tiada.
Hampir setiap hari sang ibu selalu mendengar pertengkaran dari pasangan suami istri ini. Prihatin dengan kondisi tetangganya tersebut, sang ibu kemudian berpikir keras. Ia berkeinginan agar mereka bisa hidup rukun tanpa pertengkaran.
Setelah berpikir sekian lama, sang ibu lantas Menyusun sebuah rencana.
Suatu pagi, beliau pergi ke rumah pasangan muda tetangganya. Ia bertemu sang istri yang kebetulan sedang sendirian di rumah.