Setelah sekian lama saya menjalani latihan meditasi, fenomena batin ini terjadi. Kejadiannya berlangsung saat diriku berkesempatan mengikuti retreat meditasi. Entah mengapa, tiba-tiba muncul rasa keraguan yang amat kuat dari dalam batin.
Apakah saya sudah benar melakukan ini? Untuk apa saya lakukan latihan ini? Apakah jalan ini berguna atau hanya sia-sia belaka? Apakah bermanfaat atau buang waktu dan tenaga saja?
Dalam keraguan dan kebimbangan itu, saya menjumpai guru pembimbing. Saya ungkapkan unek-unek, diri yang berkecamuk di dalam hati dan pikiran.
Beliau tersenyum sembari memberikan nasehat dan pandangannya. Saya bisa merasakan metta (perasaan kasih) yang terpancar dari dirinya.
Selanjutnya, secarik kertas pun diberikan kepada saya. Isinya adalah oretan tulisan tangannya sendiri, yang mencakup enam cara untuk memeriksa kemajuan diri dari hasil meditasi;
1. Sudahkah Anda mulai membantu dan tidak lagi merugikan orang lain?
2. Ketika muncul situasi-situasi yang tidak diinginkan, apakah reaksi Anda tetap seimbang?
3. Jika negativitas muncul di pikiran, seberapa cepat Anda sadar akan hal itu?
4. Seberapa cepat Anda sadar akan perasaan tubuh yang muncul bersama negativitas itu?
5. Seberapa cepat Anda mulai mengamati perasaan tubuh?
6. Seberapa cepat Anda memperoleh kembali keseimbangan mental dan mulai membangkitkan Metta dan Karuna?
Periksalah diri anda dengan cara ini, dan teruslah maju dalam jalan Dhamma.
Demikian pesan guru kepada saya. Setelah menerima surat tersebut, pikiran menjadi agak lebih tenang.
Beliau menekankan bahwa kemajuan dalam bermeditasi, bukan dinilai dari apa yang kita rasakan atau kita alami selama duduk berlatih. Tapi, kemampuan diri untuk mengamati perubahan yang ada dalam keseharian kita.
Apakah ada perubahan positif yang terjadi? Apakah kita mampu menyadarinya, karena perubahan-perubahan batin biasanya hanya mampu dirasakan oleh orang-orang sekitar kita.
Surat kecil tersebut terus saya simpan. Pada saat sedang sendiri, saya baca laksana "mantra". Saat sedang bercanda dengan teman-teman sesama meditator, kadang saya jadikan "surat sakti" untuk dibaca bersama.