Kakak A, influencer, penuh pesona di dunia nyata juga di dunia maya. Followernya ribuan, pokoknya nge-hits bak artis. Si Kakak A ini ibarat penyihir, dia bisa menyihir para followernya untuk semakin menggandrunginya.
Kakak B, murah hati, bijaksana, dan sabar.... Sabarnya entah sampai mana, yang jelas sabarnya menjadi salah satu kharisma Si Kakak B ini. Kalau lagi emosi, marah, bete, kesal.... dekat-dekatlah dengan Kakak B, dijamin emosi-emosi negatif langung meleleh.
Kakak C, sudah sekelas atlet lari, ketahanan fisiknya oke, body-nya oke. Semangat dalam berlari luar biasa. Belum lama Si Kakak C baru menyelesaikan lari maratonnya. Mendengar ceritanya, hoaaaa langsung takjubbbb deh... Semangat dan fokusnya dalam berlari layak dijadikan panutan.
Adik D, tajir bosssss (walaupun belum jadi crazy rich, tapi semoga yahhhh). Kalau deket Si Adik D ini, mantra-mantra bisnis langsung keluar dari mulutnya. Dari obrolan santai bisa berubah jadi obrolan bisnis serius penuh harapan. Keren deh!
*****
Kakak A, B, C dan Adik D adalah orang-orang yang berhasil. Mereka mencapai keberhasilan dalam dunianya masing-masing. Tahun 2022 akan segera datang. Di penghujung tahun ini tibalah saatnya merenung. Apakah keberhasilan yang telah kita raih? Kapan keberhasilan itu kita raih?
Sepanjang tahun 2021 banyak hal yang telah kita capai. Itu pasti. Sayangya kita sering tidak menyadarinya. Dalam pikiran kita keberhasilan adalah pencapaian atas hal-hal yang luar biasa. Padahal, belum tentu demikian.
Katakanlah penerapan lima sila. Sebagai Buddhis, ini adalah moralitas utama yang harus dijaga. Tidak membunuh (mahluk apapun), tidak mencuri, tidak berbohong, tidak berzinah, dan tidak mabuk-mabukan.
Terkadang, kita sering melanggarnya. Berbohong atas nama kebenaran, membunuh nyamuk, meminjam barang dan lupa dikembalikan, dan lain sebagainya. Semuanya dilakukan (terkadang) tanpa sadar.
Namun, hari ini dengan tekad yang kuat kita telah berhasil. Meskipun hanya sehari, namun itu juga namanya keberhasilan.