Setiap orang pasti memiliki masalah dalam kehidupannya. Bahkan terkadang masalah sepertinya antri untuk muncul satu per satu dalam kehidupan. Ada kalanya satu masalah belum selesai, sudah muncul masalah baru.
Banyak orang yang menganggap masalahnya adalah yang terbesar, terberat, dan tersulit dibandingkan dengan masalah orang lain. Seakan-akan dirinyalah yang paling menderita. Masalah orang lain tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan masalah dirinya.
Orang seperti ini akhirnya tenggelam dan hanyut dalam masalahnya. Perspektif obyektifnya dalam memandang masalah yang sedang dihadapi menjadi hilang.
Seharusnya dia mau sejenak menjadi "pengamat", bukan menjadi "obyek" dari masalahnya. Caranya adalah dengan memandang masalahnya dari sudut pandang "orang ketiga" atau "orang luar".
Dengan cara tersebut, sangat mungkin dia akan memahami bahwa masalah dia sebenarnya tidaklah sebesar atau seburuk masalah orang lain. Dengan menjadi "pengamat" masalah diri sendiri, memungkinkan dia untuk melihat masalah yang sedang dihadapi dengan lebih baik dan lengkap.
Selain menjadi "pengamat" masalah sendiri, cara lainnya adalah dengan mengetahui masalah orang-orang lain. Boleh dikata jadilah kepo dengan masalah orang lain.
Yang penting dipahami adalah menjadi kepo dengan masalah dengan orang lain bukan berarti iseng atau sekedar ingin tahu masalah orang lain. Tentu juga juga bukan karena ingin mencampuri masalah orang lain.
Menjadi kepo dengan masalah orang lain bertujuan untuk menjadi lebih obyektif dengan masalah diri sendiri. Manfaatnya adalah supaya tidak terlalu membesar-besarkan masalah diri sendiri.
Menjadi kepo dengan masalah orang lain juga bertujuan untuk mendapatkan inspirasi bahkan cara untuk menyelesaikan masalah diri sendiri.
Paling tidak, menjadi kepo dengan masalah orang lain bisa memunculkan motivasi untuk juga berani menghadapi dan menyelesaikan masalah diri sendiri. Bisa jadi sebenarnya masalah sendiri "tidak ada apa-apanya" dibandingkan dengan masalah orang lain.