Ketika belum mengerti kebenaran, maka kita akan sibuk berbicara yang tak lebih adalah omong kosong.
Ketika kita memahami kebenaran tak akan banyak bicara lagi hanya akan mengalami. Menyediakan kekosongan untuk menampung apapun.
Ketika kesadaran tercapai, maka tidak perlu kata-kata lagi. Karena apapun itu adalah kebenaran. Kesadaran tidak bergantung pada kata-kata.
Yang menjadi harapan adalah dari omong kosong lalu menuju kekosongan dan akhirnya mengalami kesadaran. Mestinya ini adalah proses menuju kepada kesejatian.
Di mana kita memahami kebenaran akan siapa diri yang sesungguhnya. Bukan sekadar katanya, tetapi benar-benar mengalami.
Secara umum manusia yang masih melekat kepada duniawi tak lebih hidup dalam omong kosong. Berkata kebenaran, isinya kosong. Apalagi yang selalu merasa dirinya paling benar, justru adalah paling omong kosong.
Yang dikatakan kebenaran sekadar benar. Bukan benar-benar benar. Apakah rasa makanan dapat diceritakan melalui kata-kata?
Omong kosong dalam hal ini bukan hanya kata-kata manis semacam bualan atau kebohongan, tetapi segala apa yang dapat dikatakan. Sebab kata-kata bukanlah kebenaran. Kata-kata tak lebih adalah omong kosong.
Apakah kita percaya apa yang tertulis buku itu kebenaran?