Pada suatu hari saya berkunjung ke rumah mama dan melihat sebuah pemandangan yang tidak biasa. Namun, sebenarnya juga sudah biasa. Mama membawa sapu dan mengejar sesuatu.
Mudah ditebak, mama mengejar serangga kesayangannya, Kecoak! Biasanya, sekali ayun sang serangga malang itu langsung remuk. Untungnya, saat itu saya sedang berada di sana.
"Mama, jangan bunuh kecoak!" teriakku.
Seribu Bahasa sayang dariku kepada bunda tercinta, tidak mampu membendung lancarnya omelan beliau.
"Kamu tahu, kecoak ini kotor, tidak bermanfaat, de el el, de es be..."Â omelan mama meluncur deras.
Emang sih, saya pun termasuk orang yang anti kecoak. Banyak juga jijik padanya. Saking banyaknya, sehingga para ilmuwan pun tertarik untuk menyelidikinya. Ada pula alasan ilmiahnya. Â
Satu.
Kecoak adalah hewan yang bau. Itu karena ada cairan yang dikeluarkan dari tubuhnya. Manusia tidak suka dengan bau ini, padahal itu adalah hal yang mulia dari bangsa kecoak.
Study dari University of Florida menyatakan bahwa bau badan kecoak adalah jejak kimia untuk berkomunikasi. Jika seekor kecoak menemukan sumber air dan makanan, bau badannya berguna untuk mengajak teman-teman lainnya untuk berbagi rezeki. Â
Dua.