Mohon tunggu...
Grujs NabilahDhiashofi
Grujs NabilahDhiashofi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswi biasa yang berusaha menjadi luar biasa dengan caranya

NIM 191910501013 S1 PWK Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pertanian Masa Depan dan Peran Perencana?

27 Desember 2020   23:00 Diperbarui: 27 Desember 2020   23:56 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Revolusi industri 4.0 merupakan sebuah fase perubahan era industri dari keseluruhan aspek produksi di industri itu sendiri melalui pengembangan teknologi digital dan internet. Revolusi industri 4.0 adalah sebuah revolusi yang menerapkan konsep automatisasi yang artinya segala sesuatunya dilakukan oleh sebuah mesin tanpa memerlukan tenaga manusia lagi dalam pengaplikasiannya.

Sedangkan Society 5.0 merupakan sebuah konsep yang pada tahun 2017 dirumuskan oleh seorang mantan perdana menteri Jepang Shinzo Abe disebuah ajang CeBIT. Society 5.0 sendiri dianggap bisa menjadi sebuah "solusi" dari Revolusi Industri 4.0, dimana banyak masyarakat yang beranggapan bahwa industru 4.0 akan menyebabkan menignkatnya jumlah pengangguran di dunia karena dalam proses pengerjaannya didominasi dengan tenaga mesin bukan tenaga manusia. Dengan adanya Society 5.0 ini diharapkan dapat menciptakan nilai-nilai baru melalui perkembnagan teknologi canggih dan dapat mengurangi adanya kesenjangan antara manusia dengan masalah ekonomi kedepannya.

Pertanian masa depan sendiri adalah sebuah kegiatan bertani yang berusaha semakin melepaskan diri dari ketergantungan terhadap pupuk buatan atau biasa disebut pupuk organik dan dapat mencerminkan kehidupan yang modern atau masa kini.

Tanaman organik cenderung dinilai sebagai tanaman yang memiliki harga yang cukup mahal dikarenakan proses pembiakan dan perawatan yang membutuhkan pupuk kompos. Pembuatan pupuk kopos sendiri membutuuhkan mesin dan bahan yang cukup mahal sehingga menyebaban kesan harga tanaman organik terasa mahal di mata masarakat.

Selain hasil tanaman orgnaik, pertanian masa depan juga dapat berkolabrasi dengan bidang pariwisata. Pertanian yang berklaborasi dengan bidang pariwisata sudah cukup banyak di lakukan oleh petani di daerah pegunungan dan dataran rendah.

Pertanian didaerah pegunungan yang dikembangkan menjadi kawasan pariwisata seperti pertanian buah apel di Malang, pertanian buah stroberi di Ciwedey, dan masih banyak lagi kawasan pertanian yang sudah berkolaborasi dengan bidang pariwisata ang dirasa akan dapat menjadi investasi pariwisata yang cukup menarik di masa yang akan datang.

Maka bagaimanakah peran seorang perencana dalam menghadapi dan mewujudkan impian tersebut?

Sebagai seorang perencana, kita dapat membantu mewujudkan pertanian masa depan dengan cara melakukan perencanaan-perencanaanyang sesuai dengan peraturan yyang ada sehingga tidak ada lagi tragedi alih fungsi yang berlebihan seperti yang sudah terjadi sebelumnya dimana lahan pertanian yang dialih fungsikan secara besar-besaran menjadi kawasan permukiman. Hal ini tentunya dapat menyebabkan kerusakan dan ketidakstabilan bidang pertanian diakrenakan lahan adalah salah satu komponen utama dalam dunia pertanian.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, pertanian masa depan juga dapat berkolaborasi dengan bidang pariwisata. Sebagai seorang planner, hal yang dapat dilakukan dalam upaya penunjang kegiatan pariwisata adalah dengan cara penataan lahan yang cukup menarik untuk dapat dijadikan kawasan pariwisata, serta penyediaan jaringan jalan dan jaringan aksesibilitas yang memadai karena aksesibilitas dan mobilitas adalah faktor yang penting jika membahas tentang pariwisata.

Penngunjung akan merasa nyaman jika perjalanan menuju objek wisata dapat ditempuh dengan nyaman dan tenang tanpa ada halangan di tengah jalan. Penataan tersebut dapat dilakukan namun dengan catatan harus tetap melihat kondisi lingkungan pertanian sekitar dan tidak boleh merusak kawasan oertanian yang ada di sekitarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun