Dalam alkitab ada sejarah yang diceritakan panjang lebar tentang suatu bangsa yang keluar dari perbudakan ditanah Mesir menuju ke Tanah Kanaan. Ada kisah nabi-nabi dan rasul-rasul, dan ada kisah tentang Yesus Kristus, kelahiranNya, pelayananNya sampai kematian dan kebangkitanNya.
Kisah-kisah  yang dicatat alkitab itu disebut sejarah. Sejarah itu  bukan fiksi. Sejarah itu berdasarkan fakta-fakta, atau peristiwa-peristiwa yang terjadi. Soal ketepatan  sejarah atau tafsir sejarah tentu saja diperdebatkan terus menerus sepanjang sejarah.
Disamping itu dalam alkitab ada banyak metafora, banyak perumpamaan, yang diceritakan secara puitis dan dramatis . Tentu saja metafora dan perumpamaan bukan sejarah, melainkan sebagai medium atau alat pengajaran.
Dalam alkitab ada kisah penciptaan manusia pertama Adam dan Hawa yang terdapat juga dalam kitab agama Semit lainnya. Tentang kisah penciptaan ini banyak dapat tantangan dari dunia sains. Sains mengatakan kisah penciptaan Adam dan Hawa itu adalah mitos.
Perlu dipahami bahwa alkitab bukan ilmu pengetahuan yang menjelaskan tentang asal-usul manusia seperti yang kita kenal dalam dunia Paleo-Antropologi (ilmu asal-usul manusia).Â
Alkitab adalah kisah tentang kesaksian orang-orang beriman bersama Allah mereka. Orang-orang beriman ini sangat yakin  bahwa manusia dan alam diciptakan oleh Allah. Karena itu Allah didalam alkitab disebut sebagai Allah pencipta.
Jadi alkitab (Kitab suci) itu bukan fiksi. Benar bahwa ada pasal-pasal yang tidak berdasarkan kisah faktual, tapi itu bukan kategori fiksi.
Fiksi dari kata Latin "fictio" yang berarti mereka-reka, mengarang, khayalan atau pikiran yang tidak berdasarkan kenyataan.
Rocky Gerung dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa, 10 April 2018, mengatakan kitab suci adalah fiksi. Tapi fiksi yang dimaksudnya bukan fiksi seperti yang terulis dalam kamus.
Menurutnya fiksi adalah energi untuk mengaktifkan imajinasi. Fiksi itu berfungsi sebagai energi yang menuntun manusia untuk mencapai "Telos" (dari kata Yunani kuno yang berarti tujuan). Kedudukan telos itu ada didepan, jadi sesuatu yang belum terjadi.
Karena itu menurutnya, fiksi itu berguna bagi orang beriman dalam rangka menyongsong  Eskaton (berasal dari kata Yunani kuno ta s-chata). Yang berarti harapan akan kegenapan akhir zaman.