Pencitraan itu adalah citra yang dibangun dengan sengaja, untuk mempengaruhi publik atau menarik keuntungan dari  publik itu.
Misalnya pada iklan rokok. Seorang laki-laki macho mengenakan kaos ketat, memotong kayu besar dengan kampak, keringat bercucuran ditubuhnya.
Citra yang dibangun dengan sengaja disini adalah, keperkasaan, ketangguhan dan terutama kenikmatan merokok. Â Walau dalam iklan itu si laki-laki macho tidak nampak mengisap rokok, tapi citra yang dibangun iklan rokok itu mempengaruhi atau menggugah konsumen. Â Laki-laki yang mengisap rokok merek A , merasa nikmat sekaligus merasa seolah-olah dia adalah laki-laki tangguh dan perkasa.
Di Amerika Serikat, siapapun yang menjadi kandidat presiden, mesti tampil bersama keluarga utuh dihadapan publik. Bill Clinton punya skandal keluarga yang diketahui publik. Donald Trump beristri tiga, Â dua diantaranya cerai. Tapi kedua kandidat itu selalu tampil dengan keluarga utuh dihadapan publik.
Di AS, keluarga itu penting. Keluarga itu lambang moral Amerika. Citra yang dibangun dengan sengaja ini, tentu saja banyak yang  melihatnya dengan  skeptis atau malah memandang sebagai citra yang hipokrit. Sungguhpun demikian citra keluarga utuh ini lebih banyak dampak positivenya dari pada negative. Karena itu sampai sekarang ini, citra keluarga utuh tetap digunakan sebagai alat kampanye yang berpengaruh di USA.
Menghadapi krisis kemanusiaan di Myanmar, presiden Jokowi mengutus Mentri luar negeri Retno Marsudi. Indonesia menyatakan posisinya secara jelas dan tegas menolak kebijakan pemerintah Myanmar dalam rangka menyelesaikan persoalan Rohingya. Serentak dengan itu pemerintah memberi bantuan kemanusiaan kepada korban masyarakat Rohingya yang terusir dari tanahnya.
Indonesia menempuh jalur diplomatis dalam upaya penyelesaian masalah kemanusiaan yang menimpa masyarakat Rohingya. Indonesia menekan Myanmar secara politis disatu pihak, tapi menghargai kedaulatan Myanmar dilain pihak.Â
Citra politik luar negeri yang dibangun pemerintah Jokowi, adalah bersikap tegas tapi menolak menempuh jalur kekerasan. Mengkritiik kebijakan politik Myanmar tapi mengakui kedaulatan negara itu.
Citra diplomasi politik luar negeri Indonesia ini mendapat pujian luas dari media internasional. Bahwa Indonesia mampu memainkan peranan dalam rangka menjaga stabilitas keamanan  dan perdamaian bangsa-bangsa. Indonesia ikut bertanggung jawab memikul persoalan yang dihadapi negara sahabatnya.
Pencitraan Presiden Jokowi ini adalah citra yang dibangun dengan sengaja berdasarkan kerja nyata. Kerja nyata itu berhasil mempengaruhi, berhasil meredam kekerasan, berhasil merubah suatu keadaan chaos menjadi  lebih baik.
Diharapkan presiden Jokowi bisa melanjutkan pencitraannya pada bidang-bidang lain yang lebih krusial. Misalnya citra tentang agama-agama di Indonesia yang anti kekerasan, yang cinta akan perdamaian dan toleran. Citra tentang budaya Indonesia yang ramah, yang plural, yang sangat menghormati hak-hak asasi manusia. Atau citra tentang pemerintah Indonesia yang anti korupsi dalam segala bentuk.