Mohon tunggu...
grover rondonuwu
grover rondonuwu Mohon Tunggu... Buruh - Aku suka menelusuri hal-hal yang tersembunyi

pria

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Valentines Day Sebagai Hari Raya Nasional

14 Februari 2017   05:20 Diperbarui: 13 Februari 2019   07:51 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Yang jomblo tentunya boleh berterus terang mengatakan cinta kepada seseorang yang dicintai secara terpendam.

Banyak orang Indonesia  risih menyatakan cinta kepada kekasih secara terbuka. Karena  kita tidak punya tradisi mengatakan cinta secara terus terang dimuka umum. Jarang sekali suami mengatakan pada pada istri, "Sayang, aku mencintaimu", ketika  dia siap  berangkat kerja . Atau anak mengatakan kepada ibunya, "Mama aku mencintaimu", ketika dia siap kesekolah.

Kasih Sayang itu tidak khas Barat. Kasih Sayang  bukan barang import. Kasih sayang itu milik manusia universal. Kasih sayang adalah kebutuhan dasar manusia universal.

PILPRES saat ini begitu gaduhnya. Ada kelompok tertentu yang suka mengkafir-kafirkan orang, mengkotak-katikkan orang,untuk tujuan politik jangka pendek. Akibatnya tenun kebangsaan kita jadi terkoyak.

Kita perlu menyulam kembali tenun kebangsaan yang terkoyak itu dengan Kasih Sayang. Hanya Kasih Sayang yang mampu merekatkan kembali keragaman yang saling membentur dalam masyarakat saat ini.

Hanya Roh Kasih Sayang yang akan membuat kita saling mengerti, saling menerima perbedaan, dan saling menghormati keragaman.

Karena itu saya usul Valentines day  dijadikan hari raya nasional. Ada dua alasan yang sangat realistik.   Pertama,  untuk mendorong produksi petani Cacao. Kedua sebagai momentum untuk merekat kembali polarisasi yang terjadi di masyarakat akibat kampanye politik.

Dari kota Frankfurt yang dingin kuucapkan padamu Indonesia: Aku cinta padamu. Ich liebe dich!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun